Lisensi Benih Jagung Hibrida Balitbangtan Terus Dilakukan

udin abay | Jum'at, 05 April 2019 , 20:07:00 WIB

Swadayaonline.com - Seiring tekad Pemerintah khususnya Kementerian Pertanian untuk swasembada Pajale, maka disela kegiatan Raker Kerja Terpadu Konsolidasi Manajemen SDM, Program 2020-2024 dan Akselerasi Diseminasi Teknologi Pertanian Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan, pada pagi tadi 4 April 2019 bertempat di Hotel Aria Gajayana Malang, Balitbangtan kembai memberikan lisensi kepada 2 perusahaan perbenihan nasional.

Penandatanganan perjanjian lisensi dilakukan antara Balai Penelitian Tanaman Serealia Balitbangtan dengan CV Megatani Mandiri untuk Varietas Jagung Hibrida Nakula Sadewa 29 dan HJ 21 Agritan; PT Agrosid Manunggal Sentosa untuk Varietas Jagung Nakula Sadewa 29. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Balitbangtan Dr. Fadjry Djufry, Plt. Kepala Puslitbang Tanaman Pangan Dr. Hardiyanto, Kepala Balit Serealia Dr. Muhammad Azrai, Kepala BPATP Dr. Retno Sri Hartati.

Selain perusahaan yang menandatangani perjanjian lisensi, juga turut hadir beberapa perusahaan mitra yang sebelumnya sudah bekerjasama dengan Balitbangtan untuk beberapa invensi. Maksud dari penandatanganan lisensi ini adalah dalam rangka akselerasi dan peningkatan ketersediaan benih jagung nasional.

Kepala Balitbangtan dalam sambutannya menyambut baik upaya lisensi ini, menurut Fadjry Djufry, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi Balitbangtan dalam menyediakan parent seed dan menjamin benih jagung bermutu. Kepala Balitbangtan juga mengajak agar para pelisiensi untuk terus berbenah dan menjaga kualitas benih yang dihasilkan.

Selanjutnya Fadjry Djufry menyampaikan bahwa kunci sukses peningkatan produksi jagung nasional, selain benih yang berkualitas juga harus didukung dengan teknologi budidaya yang tepat serta dikembangkan pada agroekosistem yang tepat juga. Tentunya VUB yang dihasilkan memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing yang penilaiannya diserahkan kepada petani pengguna. Market yang harus disasar para lisensor selanjutnya adalah bagaimana varietas-varietas tersebut dapat tersedia secara luas di kios atau toko tani agar dapat menyasar free market, hal ini dimaksudkan agar tidak ada keluhan dari petani pengguna bahwa benih belum tersedia di kios atau toko tani.

Saat ini penyediaan benih tetua dan standing crop produksi benih hibrida Balitbangtan terus dilakukan terhadap beberapa varietas, antara lain : Bima 2, Bima 9, Bima 10, Bima 11, Bima 14, Bima 16, Bima 19 dan Bima 20, HJ 21, JH 27, Nakula Sadewa 29, JH 37. Total biji tersedia hingga akhir Maret 2019 adalah 6.222 kg, tongkol 53.065 kg dan standing crop seluas 122 ha.

“Guna menjaga kualitas serta meningkatkan kuantitas benih jagung, kedepan Balit Serealia diharapkan terus meningkatkan aspek monitoring dan evaluasi serta unpan balik dari penyebaran benih jagung yang dilisensikan”ujar Fadjry Djufry menutup arahannnya. Kegiatan diseminasi VUB Jagung Hibrida terus ditingkatkan oleh Balit Serealia bersama mitra lisensi yang dilakukan ke berbagai daerah potensial di Indonesia. Selain memenuhi kebutuhan benih jagung lokal serta nasional, harapan kedepan para mitra dapat melakukan ekspor benih jagung ke mancanegara. SY/HMSL