Tiada Hari Tanpa Praktik di Pelatihan Onsite Training Model

udin abay | Rabu, 24 April 2019 , 15:21:00 WIB

Swadayaonline - Bobot pelatihan pada Pelatihan Teknis Agribisnis Sayuran dengan Onsite Training Model yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerjasama dengan Taiwan ICDF melalui Taiwan Technical Mission (TTM), lebih banyak praktik dibandingkan materi di kelas. Ini terlihat di setiap sesi pelatihan, dimana materi klasikal diberikan singkat oleh fasilitator dan langsung dilanjutkan dengan praktik. Harapannya peserta akan lebih memahami dengan langsung mempraktikkan hal-hal yang belum dikuasai oleh meereka dalam melakukan budidaya tanaman sayuran selama ini. Ini karena tujuan dari pelatihan berbasis outcome ini adalah petani mampu melakukan budidaya tanaman dengan lebih baik, memanfatkan teknologi pertanian terkini, sehingga hasilnya nanti akan optimal, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, sehingga pendapatan dan kesejahteraan petani juga meningkat.

Sesi 4 Pelatihan Teknis Agribisnis Sayuran dengan Onsite Training Model di Kelompok Tani Macakal Cibodas Lembang, Selasa (23/04/2019). Dipandu oleh fasilitator yang merupakan Penyuluh Pertanian di Kecamatan Lembang, Darwin, peserta langsung menuju lahan demplot tempat praktik selama pelatihan berlangsung 7 sesi. Tiga puluh orang peserta langsung dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama praktik membuat pupuk organik cair (POC), kelompok kedua praktik mengukur pH tanah menggunakan alat Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), dan kelompok ketiga praktik mengukur kebutuhan nutrisi pada tanaman dan kualitas air disekitar lahan demplot. Setelah praktik, secara bergantian, ketiga kelompok mempresentasikan hasil praktiknya hari itu.

Kelompok pertama diwakili Dede, menyampaikan hasil kerja kelompoknya dalam membuat POC. “POC yang kami buat memanfaatkan urine binatang ternak yaitu urine sapi dan kelinci. Bahan lain yang digunakan adalah air kelapa, dedak halus dan gula/molase”. Selanjutnya kelompok 2 mempresentasikan tentang praktik kelompoknya dalam menguji pH tanah menggunakan PUTK. “Kesimpulan kami bahwa tanah disini pH agak masam 5-6, kadar P sedang, dan kadar K ada endapan putih seperti kabut”, ujar Suhendra.

Terakhir, kelompok 3 juga tidak kalah dengan percaya diri mempresentasikan hasil praktik kelompoknya dalam mengukur kebutuhan nutrisi tanaman dan uji kualitas air. “Kualitas air disini yang kami uji dari air kolam dan air kran berada pada angka 5,5-6,5 yang artinya memang di Lembang ini lahannya subur karena sumber airnya bersih. Sedangkan untuk nutrisi sayuran daun dan sayuran buah yang kami uji, dimana sayuran daun kebutuhannya 900-1200 dan sayuran buah 1500”. SY/CHE