Berpacu Dalam Penguatan Kapasitas SDM Pertanian Melalui Pelatihan Vokasi

udin abay | Jum'at, 14 Juni 2019 , 19:33:00 WIB

Swadayaonline.com - Pelatihan berbasis vokasi yang sedang menjadi trending topic dan primadona Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) sedang berjalan termasuk di bulan Juni. Pelatihan vokasi sebagai pijakan untuk menyediakan pekerja pertanian dan tenaga kerja pertanian profesional yang mengacu pada kurikulum SKKNI dan telah diakui oleh Kemenakertrans.

Kurikulum tersebut telah disetujui oleh para stakeholders yang bergerak di bidang pertanian sehingga standar kompetensi yang harus dimiliki telah terstandar sesuai kebutuhan riil industri pertanian. Hanya saja karena peserta pelatihan yang dipanggil adalah para pengusaha tani yang sudah berpengalaman maka kurikulum yang diperdalam di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan hanya yang dianggap kurang terkuasai oleh para calon peserta pelatihan sehingga waktu pelatihan bisa diperpendek dengan fokus yang lebih tajam dan periode praktek lebih banyak prosentasenya.

Khusus untuk pelatihan vokasi di bulan Juni pelatihan vokasi yang dilaksanakan yaitu pengolahan hasil kedelai, perbenihan kedelai, proteksi tanaman cabai dan budidaya bawang merah bagi petugas/ penyuluh dan bagi pelaku utama. Periode waktu yang dibutuhkan per pelatihan adalah 5 hari dengan prosentase waktu praktek/ magang di pengusaha tani selama 3 hari lalu pembekalan teori 1 hari dan sisanya adalah praktek di balai sesuai kebutuhan peserta.

Hal ini juga sebagai bekal untuk peserta bila nantinya akan dipanggil kembali guna mensertifikasi kompetensinya di bidang pertanian pada masa depan. Keberadaan sertifikat profesi pertanian tersebut penting dimiliki para pengusaha tani agar siap bersaing dengan tenaga kerja luar negeri yang mulai masuk ke Indonesia sesuai dengan kesepakatan AFTA yang sudah berlaku beberapa tahun kemarin.

Persyaratan utama untuk dapat menghasilkan kualitas lulusan pelatihan yang baik adalah bahan bakunya, dalam hal ini calon peserta pelatihan vokasi. Maka untuk mendapat bahan baku terbaik selain diambil dari lokasi kabupaten sentra komoditas, juga diharapkan yang akan dikirim ke BBPP Ketindan adalah mereka yang sudah berusaha tani sehingga pola pelatihan dengan lebih mengandalkan diskusi, berbagi pengalaman dan adopsi teknologi baru akan lebih lancar.

Informasi imbal balik antara peserta, peserta dan fasilitator serta peserta dan panitia menjadi 3 kunci lainnya yang pasti harus dikelola secara profesional. Juga pembentukan grup kelas melalui media sosial diharapkan mempermudah evaluasi dan komunikasi.

Model tersebut telah memangkas cukup banyak tenaga, anggaran dan kertas evalusi sehinga bisa dikatakan bahwa media sosial yang telah digunakan menjadi efisien dan efektif untuk menunjang dan meningkatkan kualitas hasil kerja (kinerja). SY/YNI