Road Map Pengembangan Politeknik Kementan 2020-2045 Membangun Lumbung Pangan Dunia

udin abay | Rabu, 07 Agustus 2019 , 15:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Di tengah kemampuan bangsa Indonesia mencapai swasembada beras muncul harapan untuk mandiri dan berdaulat pangan bagi bangsa Indonesia. Dalam kurun waktu 3-4 tahun kebelakang banyak perkembangan yang signifinikan di sektor pertanian. Turunnya impor produk pertanian secara drastis serta banyaknya produk pangan Indonesia yang di ekspor menambah optimisme Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi dalam arahannya pada acara Focus Grup Discussion (FGD) Road Map Pengembangan Politeknik Kementerian Pertanian 2020-2045 menyatakan untuk menuju lumbung pangan dunia kita harus membangun aktor, agen yang handal. “Tidak mungkin hanya mengandalkan petani yang ada saat ini dimana banyak dari mereka yang telah berusia lanjut, berpendidikan rendah dan tidak update akan perkembangan teknologi. Kita harus menumbuhkan petani dan enterpreneur dari generasi muda yang handal dan nmampu bersaing”, papar Dedi.

Telah kita ketahui bersama setelah fokus pada pembangunan infrastruktur pada tahun 2014-2019, visi Indonesia tahun 2020 – 2024 adalah menjadikan pembangunan sumberdaya manusia sebagai prioritas utama. Sejalan dengan arahan Presiden RI, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan aspek sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

SDM merupakan aspek strategis dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Dalam kurun waktu 3 tahun ini Kementan telah memfokuskan membangun SDM yang handal melalui pendidikan vokasi.Transformasi 6 Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yakni Polbangtan Medan, Polbangtan Bogor, Polbangtan Yogya-Magelang, Polbangtan Malang, Polbangtan Gowa dan Polbangtan Manokwari tak hanya itu dalam waktu dekat ini Kementan akan membuka Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) di Serpong.

Lebih lanjut Dedi menjelaskan, saat ini banyak lulusan perguruan tinggi baik jurusan pertanian maupun jurusan lainnya belum sesuai dengan yang apa dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri. Untuk itu pendidikan vokasi di bawah Kementan diharapkan mampu membentuk mahasiswa untuk menjadi wirausaha di bidang pertanian serta mampu untuk bersaing di dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Di era 4.0 sektor pertanian pun menghadapi tantangan yang cukup besar. Kreatifitas, inovasi dan pengembangan di berbagai sektor baik dari hulu hingga hilir menjadi tanggung jawab generasi muda sebagai penerus pembangunan. Untuk itu lulusan Polbangtan harus mampu menyesuaikan diri dengan dunia usaha, mampu menjadi menjadi petani millenial yang handal, tahan banting, menguasai (Information and communications technology ) ICT serta memiliki jiwa enterpreneursip yang tinggi. Bila ini semua dapat diwujudkan maka target tahun 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan dunia bukan hanya mimpi, tegasnya.

FGD yang dilaksanakan di Hotel Lorin, Sentul Bogor pada rabu, 7 Agustus 2019 ini diisi oleh beberapa narasumber yakni Prof Arif Daryanto (Dekan Sekolah Vokasi IPB), Dr. Nanang Dwi H (Direktur Politeknik Jember), Wayan Supadno (Pelaku Pertanian), Dr. Wisnawi (Puslit Kakao, PT RPN) dan dihadiri oleh pejabat Eselon II,III,IV BPPSDMP, Kementerian dan Lembaga serta stakeholder terkait.

“Saat ini kami membutuhkan masukan dari masukan, saran, kritik dari narasumber, praktisi, akademisi, birokrasi dalam pengembangan Politeknik Kementerian Pertanian sehingga akan tersusun road map baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dalam membangun sumber manusia peranian kedepan. Hingga pada akhirnya akan lahir calon-calon petani millenial handal dan memiliki jiwa enterpreneur tinggi yang mampu menjadi job seeker dan job creator”, ungkap Dedi mengakhiri arahannya. SY/NL