Mentan Resmi Buka HPS ke-37 di Kalbar

udin abay | Kamis, 19 Oktober 2017 , 15:28:00 WIB

Swadayaonline.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membuka pelaksanaan Hari Pangan se-Dunia ke-37 di Pontianak, Kalimantan Barat. Kegiatan yang dipusatkan di lapangan Markas Komando XII Tanjungpura mulai 19 – 22 Oktober 2017 tersebut dihadiri Wakil Ktua Komisi IV DPR RI, Wakil Guberur Kalimantan Barat, Ketua PKK se-Indonesiari, dan ribuan peserta dari seluruh Indonesia.

‎Dalam sambutannya Amran mengatakan, HPS kali ini Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia mampu swasembada di bidang pangan. "Kita bisa memberi makan penduduk tanpa impor. Sekarang tak lagi impor beras dan jagung. Bahkan sudah mulai mempersiapkan ekspor komoditas lainnya," ujar Amran. (19/10/2017)

"‎Kami telah melakukan pertemuan dengan menteri pertanian se-Asia. Bahkan sejumlah mentan negara tetangga telah berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu, termasuk seorang di antara wakil perdana menteri. Mereka ingin tahu apa yang dilakukan Indonesia sehingga bisa tak lagi impor jagung," katanya.

Kepala badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi dalam sambutannya sebagai penyelenggara HPS ke-37 mengatakan, tujuan peringatan HPS kali ini untuk dapat mendorong usaha pangan berkelanajutan yang nantinya akan berdampak pada perekonomian, sosial secara langsung kepada masyarakat. Selain itu juga sebagai sarana informasi kepada msyarakat dan dunia atas capaian pembanguan pertanian selama 3 tahun terakhir ini, sebagai cita-cita bersama menjadikan Indoensia sebagai lumbung pangan dunia.

“Menggerakkan generasi muda dalam membangun pertanian mencapai Indonesia lumbung pangan dunia” merupakan tema nasional yang diangkat, mengacu pada masalah yang dihadapai saat ini dan cita besar indonesia. “Untuk itu kami hadirkan para pemuda, universitas, dan organisasi pemuda hadir pada acara ini,” tambahnya.

Agung mengatakan, tema HPS ini sangat strategis, karena tahu 2035 Indonesia akan mengalami bonus demokrafi dimana jumlah tenaga kerja cukup besar. Untuk itu perlu didukung penciptaan tenaga kerja yang prospektif dan inovatif serta modern dibidang pangan mewujudkan idonesia lumbung angan 2045.

Pameran kali ini menurut agung agak berbeda, karena selain ada pameran indoor dan outdoor untuk memberikan kesempatan seluasnya kepada dunia usaha untuk menunjukkan kontribusinya terhadap pembangunan pertanian disamping institusi merintah. “Ada juga seminar dan diplomatik tour, lomba cipta menu, panen padi diperbatasan Kalimantan Barat seluas 100 ha,” tambahnya.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan mengatakan bahwa pangan menjadi kebutuhan hakiki, bahkan sampai dunia mendirikan FAO untuk mengatasi masalah pangan. Jumlah penduduk Indonesi saat ini lebih dari 25 juta jiwa dan akan terus bertambah, ini menjadi tantangan besar untuk memenuhi pangan tersebut. “Maka tidak ada cara lain, Indonesia harus mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan, karena untuk pangan kita tidak boleh tergantung oleh negara lain, kita harus mandiri,” ujarnya.

Daniel mengungkapkan ada dua tantangan persolan pangan yaitu ketersediaan atau prduski, dan kesejahteraan petani. Menurutnya, saat ini lahan produktif semakin berkurang, perubahan iklim, tantangan hama, dan teknologi. Tapi kali ini kita cukup bangga dengan menteri pertanian sekarang, karena ditangannya jumlah lahan semakin bertambah.

“Kalau sudah berhasil meningkatkan luas lahan dan produksi pangan, itu baru 5 persen saja keberhasilan dalam menjalan tugas pemerintah. Kalau petani belum sejahtera, tugasnya belum berhasil. Maka kalau ingin berhasil 100 petani, petani harus sejahtera. Agar sejahtera, perlu adanya perbaikan tata niaga pangan sehingga ada keuntungan besar bagi petani, selain juga harus fokus pada hilirnya agar petani tidak hanya mampu berproduksi tapi juga bisa menjual produksinya,” tegas Daniel. SY