Tumbuhkembangkan Jiwa Entrepreneur Melalui Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Kawasan

udin abay | Selasa, 20 Agustus 2019 , 20:23:00 WIB

Swadayaonline.com  Petani muda memiliki peran penting dalm pembangunan pertanian dimasa kini dan masa yang akan datang. Dalam upaya mendorong pengembangan pertanian tentunya memerlukan reorientasi pembinaan sumber daya manusia dibidang pertanian. Memasuki era revolusi industri 4.0, berbagai aktivitas sosial, pendidikan, ekonomi dan sebagainya selalu dikaitkan dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. Kecanggihan teknologi era ini membuat banyak kondisi berubah. Semua sektor bisnis, pendidikan, dan politik telah berevolusi. Lalu bagaimana dengan sektor pertanian di era revolusi 4.0?

Generasi milenial (kelahiran 1980-1999) memiliki ciri berpikir strategis, inspiratif, inovatif, energik, antusias, dan fasih mengadopsi teknologi digital (digital natives) dalam beragam aspek bisnis sehingga diprediksi menjadi pembawa pembaruan dalam pembangunan pertanian. Sayangnya, peran generasi milenial yang handal di bidang teknologi digital belum banyak berkiprah di sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas lahan dan penguatan kedaulatan pangan.

Cara untuk meningkatkan minat dan menarik generasi muda untuk terlibat dalam bisnis pertanian, perlu perubahan paradigma pengolahan pertanian. Dari pola konvensional menjadi pertanian modern, sesuai dengan perkembangan zaman dan gaya hidup yang diminati generasi muda saat ini. Pertanian digital adalah salah satu alat pertanian modern yang dapat mengubah pertanian menjadi bisnis yang menarik.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan berbasis kawasan bagi petani muda, yang dibuka tanggal 19 Agustus 2019 oleh Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor, sebagai salah satu support untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan keterampilan teknis agribisnis bagi petani muda. Diharapkan memberi output  dengan menciptakan job seaker dan job creator baru pada dunia usaha dan dunia industri pertanian. Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta petani muda yang telah lolos melalui identifikasi kebutuhan diklat, berasal dari 19 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Pelatihan dilaksanakan selama lima hari, 19 – 23 Agustus 2019. SY/YNI