Tanam Perdana Inpari Blas, Petani di OKUT Puas dengan Hasilnya

udin abay | Rabu, 21 Agustus 2019 , 14:53:00 WIB

​​Swadayaonline.com - Untuk pertama kali Rokhani, petani Desa Ramanjaya, Kecamatan Belitang Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT) Sumatera Selatan menanam padi inpari blas. Hasilnya, Rokhani sangat puas dengan produktivitas dan ketahanannya terhadap penyakit.

“Hasilnya luar biasa. Dibanding padi lain, padi ini tahan hama, hasilnya bagus dan perawatannya mudah,” ujar Rokhani saat diwawancara pada Senin (19/9/2019).

Selama masa tanam, Rokhani mengaku jarang melakukan penyemprotan namun inpari blas tetap tahan berbagai serangan penyakit seperti hama wereng batang coklat, hawar daun dan neck blas atau patah leher. Dari segi produktivitas, varietas ini juga lebih tinggi dibanding varietas lain yang pernah ditanam.

“Saya menanam setengah bahu atau 3.500 meter persegi, jika dikalkulasikan hasilnya 8,6 ton gabah per hektar,” ungkap Rokhani.

Melihat kelebihan yang dimiliki, banyak petani lain yang tertarik menanam inpari blas, bukan hanya dari Desa Ramanjaya tapi juga dari desa dan kecamatan lain di Kabupaten OKUT.

“Karena banyak peminat, tahun depan kita harus memperbanyak benih agar petani dari desa dan kecamatan lain bisa ikut menanam,” pungkas Rokhani.

*Menjadi Varietas Terbaik*

Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian OKUT, Fatkurohman menyebutkan, inpari blas menjadi varietas terbaik yang pernah ditanam petani Desa Ramanjaya dalam beberapa tahun terakhir. Sebab dengan adanya varietas ini kekhawatiran petani terhadap serangan hama wereng batang coklat dan penyakit blas dapat teratasi.

“Kami seminggu lalu sempat mengadakan temu lapang bersama 27 petani, mereka memberikan kesaksian bahwa inpari blas adalah yang terbagus karena varietas lain terserang wereng batang coklat dan blas sementara inpari blas yang malainya bersentuhan langsung justru tidak terserang,” ujar Fatkurohman.

Kelebihan lain yang dirasakan para petani adalah tanaman yang tetap subur meskipun kekurangan air. Bahkan, setelah dipanen padi ini masih tumbuh tunas (ratun) yang rencananya akan dipertahankan sampai berproduksi kembali.Padi inpari blas sendiri merupakan varietas unggul baru (VUB) rakitan Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang di lepas pada 2013 lalu.

Menurut peneliti Balitbangtan, Dr Dwinita Wikan Utami, VUB ini dihasilkan menggunakan pendekatan pemuliaaan molekuler.

“Inpari blas memiliki latar belakang genetik varietas IR 64 dengan donor gen ketahanan dari spesies padi liar Oriza rufipogon,” ujar Dwinita.

Selain tahan terhadap blas, varietas ini juga tahan terhadap virus tungru dan hama wereng batang coklat. SY/HMSL