Kementan Akan Revitalisasi KRPL dan TTIC

udin abay | Rabu, 08 November 2017 , 06:51:00 WIB

Swadayaonline.com - "Kawasan Rumah Pangan Lestari yang sudah cukup lama dilaksanakan dan sempat meredup beberapa waktu belakangan ini akan ditinjau kembali serta di evaluasi, potensi lahan pekarangan di Indonesiia ada 10,4 juta hektar, sejak tahun 2010 hingga saat ini ada 18.000 titik lokasi KRPL, kita akan tingkatkan hingga 23.000 titik di tahun 2018," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi saat membuka Rakor Evaluasi Program 2017 dan Pemantapan Program BKP Kementan Tahun 2018 di Bandung (7/11/2017)

Kajian ekonomi untuk KRPL sangat membantu ekonomi rumah tangga disekitar Lokasi KRPL, bisa menghemat biaya rumah tangga Rp. 750.000 hingga Rp. 1,2 juta, setiap rumah tangga. Mentan meminta kita kembalikan fungsi KRPL serta meningkatkan bantuan agar sarana KRPL dapat terpenuhi, khususnya kebutuhan akan benih tanaman sayuran, selama ini kita sudah pantau kegiatan KRPL dan tahun ini dengan menggandeng Kelompok Wanita Tani serta PKK, akan kita pacu KRPL yang sudah ada dan membangun KRPL diberbagai wilayah yang selama ini minim sumber pangan berupa sayur mayur dan kebutuhan dapur rumah tangga.

Untuk TTIC (Toko Tani Indonesia Center) dalam waktu dekat kita akan launching TTIC Digital dimana nantinya fungsi TTIC sebagai distributor TTI, sampai saat ini kita sudah memiliki 1800 unit TTI dan target kita tahun 2018 sudah ada 3000 unit TTI di daerah penyangga pasar dan fungsi TTIC nantinya sebagai koordinator distributor kebutuhan komoditi TTI dan semua itu dilakukan bersama Gapoktan sebagai produsen kebutuhan komoditi TTI.

Agung menjelaskan bahwa saat ini rata-rata Rp 150 juta nilai komoditi, bukan omzet yang di distribusikan dari TTIC. Badan Ketahanan Pangan Kementan, dengan memanfaatkan Peta Kerawanan Pangan yang sudah dimiliki pemerintah, bisa cepat melakukan berbagai program pemenuhan gizi dimasing-masing propinsi dengan memanfaatkan berbagai keragaman sumber karbohidrat yang kita miliki, nanti kita juga akan ajak berbagai kelompok yang dapat memberikan pengetahuan untuk pengolahan berbagai sumber karbohidrat tadi untuk menjadi makanan yang menarik hingga dapat mendorong minat masyarakat mengolah menjadi bahan pangan, pungkas Agung Hendriadi. SY/HMS