Kepala BPPSDMP : Penyuluh Harus Seperti Garam

udin abay | Rabu, 11 September 2019 , 16:29:00 WIB

Swadayaonline.com - Kemajuan teknologi, revolusi industri pertanian 4.0 belum sepenuhnya diimbangi kesiapan pelaku utama. Kementerian Pertanian telah menyiapkan berbagai inovasi teknologi, salah satunya SDM Pertanian yang unggul dan berdaya saing dengan merubah paradigma kegiatan penyuluhan yang mengikuti pola perkembangan zaman dan kekinian.

Kabid Peningkatan Kinerja PNS Kemenpan RB, Agus Yudi Wicaksono pada Focus Group Discussion (FGD) Penyuluhan Pertanian Menghadapi  Era Industri 4.0 bertema "Penyuluhan Pertanian Menghadapi Era Industri 4.0 Mendukung Program Pembangunan Pertanian" di Swiss Belhotel Bogor. (10/9/2019) mengungkapkan tentang jabatan fungsional PNS dengan pemangku terbanyak´ adalah guru sekitar 70% dari total 3.463.843 PNS, sementara penyuluh pertanian berstatus PNS hanya 1%.

"Bagaimana Indonesia mencapai target Lumbung Pangan Dunia 2045 kalau jumlah penyuluh PNS hanya satu persen? Solusinya adalah penambahan penyuluh PNS yang dialokasikan Kemenpan RB sekitar 11 ribu per tahun," katanya.

Ketika diminta tanggapanya mengenai jumlah penyuluh PNS yang hanya 1%, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan, Dedi Nusyamsi mengatakan tidak merasa khawatir dengan jumlah penyuluh PNS tersebut. Menururnya, masih banyak penyuluh P3K, penyuluh swadaya dan penyuluh swasta yang jumlahnya jauh lebih banyak. 

"Kita bisa mendapatkan masakan yang enak, kalau garam dan bumbunya cukup. Untuk membiat satu mangkuk sup yang enak, kita tidak butuh satu mangkuk garam. Biar sup enak, cukup garamnya satu sendok kecil saja. Begitupun penyuluh, harus seperti garam. Walaupun jumlahnya sedikit, tapi perannya sangat luar biasa yang meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian", ujar Dedi Nusyamsi menggambarkan dari segi peran penyuluhan.

Untuk membuat penyuluh seperti "garam", Dedi Nursyamsi mengatakan penyuluh harus mampu mempengaruhi petani, praktisi dan eksekutor pertanian untuk bisa meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing. "Bila produktivitas tinggi dan daya saing tinggi, pasti akan mampu untuk ekapor, dan pasti cita-cita lumbung dunia pasti terwujud. Jadi walaupun jumlah penyuluhnya sedikit, tetapi kalau kemampuan dan kompetensinya terus ditingkatkan, maka peran penyuluh bisa berpengaruh terhadap pencapaian kinerja pertanian", tambahnya. SY/CHA