Kabupaten Kapuas Hulu Kalbar Lepas Ekspor Komoditas Pertanian 1.417 Ton ke Malaysia

udin abay | Rabu, 11 September 2019 , 19:49:00 WIB

Swadayaonline.com - Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat melepas ekspor komoditas pertanian sebanyak 1. 417 ton atau senilai Rp9,49 miliar ke negara Malaysia.

"Selain CPO, Kalimantan Barat memiliki komoditas yang berpotensi untuk diekspor seperti arang, lada biji, bungkil kelapa, langsat dan kelapa bulat," kata Kepala Balai Besar Uji Standar, Sriyanto mewakili Kepala Badan Karantina Pertanian,


Sejak 2016 hingga Februari 2019 sudah beberapa komoditas unggulan yang di ekspor, di antaranya arang kayu, lada biji, bungkil kelapa dan langsat dengan total Rp943,98 miliar.

Pada tahun 2016 yang dikirim melalui tiga PLBN sebesar Rp436,5 miliar, tahun 2017 meningkat menjadi Rp479,24 miliar dan pada  2018 meningkat hampir 200 persen.

"Untuk ekspor pada 20 - 21 Maret 2019 saja di PLBN Badau sebanyak 1.417 ton dengan nilai ekspor sebanyak Rp9,491 miliar, asam keranji sebanyak 1,6 ton dengan nilai jual Rp22,249 juta lebih," jelas Sriyanto.


di PLBN Entikong terdapat lalu lintas eskpor komoditas pertanian sebanyak 21 jenis dengan total 3,86 ton dengan nilai jual Rp28,75 juta

Kemudian di PLBN Aruk sebanyak empat jenis komoditas pertanian dengan total jumlah 415 kg dan nilai jual Rp42,7 juta.

"Meski pun masih bersifat tradisional namun hingga 2019 kurang lebih 54 komoditas pertanian yang diekspor. Ini potensi yang luar biasa," tercatat 10 komoditas pertanian yang diekspor ke Malaysia dengan volume dan frekuensi ekspor tertinggi yaitu buah langsat sebanyak 189,09 ton, arang kayu 31,36 ton.

Selanjutnya, asam keranji 21,94 ton, lada biji dengan total 20,09 ton, buah pisang sebesar 17,67 ton, jeruk sebesar 11,29 ton, kelapa bulat total 10,25 ton, petai sebanyak 4,07 ton, jagung manis ada 2,79 ton dan buah naga sejumlah 2,17 ton.

Kalimantan Barat 
 memiliki potensi besar dalam ekspor hasil pertanian, dengan catatan omzet perbulan mencapai angka Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar.

Beberapa produk ekspor tersebut di antaranya pinang biji, sabut kelapa, kelapa bulat, kopra, mengkudu kering, lada, asam keranji, kayu bengkirai, gaharu buaya, kelapa parut, hingga sarang walet.
Kepala Badan Karantina Pertanian, 

Produk pertanian ini masih diekspor dalam bentuk mentah, sehingga harga jual masih terbilang belum maksimal. Untuk itu, pemerintah Kalimantan Barat harus mengundang investor untuk mendirikan pabrik pengolahan komoditi pertanian di Kalimantan Barat, untuk meningkatkan diversifikasi produk.
Kita harus usahakan agar investasi masuk, supaya industri kelapa itu ada di sini. Jangan lagi kita mengekspor kelapa bulat.

 jika kelapa bulat dijual dengan harga sangat murah, yakni Rp 2.200 perbuah, jika melalui pengolahan, seperti kelapa parut kering atau santan kering, atau air kelapa, maka harganya bisa meningkat. 

pinang biji juga bisa diolah menjadi produk bubuk. 


Salah satu pengekspor biji pinang, Joni Efendi, mengungkapkan, selama ini kendalanya pada harga di tingkat pengepul yang masih fluktuatif. “Kalau di tingkat petani, sekarang antara Rp 8000 sampai Rp 12 ribu. Kalau dari kami, sekitar Rp 15 ribu sampai Rp 18 ribu, sudah belah,” jelasnya.

Menurutnya, pinang memiliki potensi yang menjanjikan pada pasar ekspor, sebab di negara tujuan ekspor, seperti Vietnam, permintaan terhadap pinang tidak terbatas. “Setahun bisa sampai 500-an ton. Sekali ekspor 27 ton, dengan omset Rp 500 juta hingga Rp 600 juta. SY/NL