Produk Perkebunan Berpotensi Besar Dalam Mensukseskan Gerakan Tiga Kali Ekspor (GratiEks)

udin abay | Selasa, 10 Desember 2019 , 16:49:00 WIB

Swadayaonline.com  Komoditas perkebunan saat ini masih menduduki kontribusi ekspor dan perekonomian Indonesia. Bahkan kontribusi komoditas perkebunan melampaui minyak dan gas. "Subsektor perkebunan menjadi penunjang perekonian terkuat negeri ini", ujar Direkur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono saat membuka acara Hari Perkebunan ke-62 di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Jawa Timur. (10/12/2019).

Hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Perkebunan Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, asosiasi perkebunan, petani, pelaku usaha, pejabat eselon I lingkup Kementan dan mentan Dirjen Perkebunan. Pada acara tersebut juga diberikan penghargaan kepada para Bupati yang konsen dalam pengembangan pertanian khususnya komoditas perkebunan, pemberian sertifikat ISPO, pemberian penghargaan kepada poktan dan gapoktan yang berprestasi, dan lainnya.

Kasdi mengatakan bahwa 70% pengembangan komoditas perkebunan masih pekebun rakyat. Untuk itu negara akan hadir memfasilitasi untuk neningkatkan kesejahteraan petani. Karena menurutnya, saat ini pemerintah mempunyai komitmen besar yaitu melakukan Gerakan Ekspor Tiga Kali Lipat (GratiEks) baik produk hulu sampai hilirnya selama 5 tahun (2019-2024), dan komoditas perkebunan memiliki potensi besar untuk melakukan ekspor tiga kali lipat tersebut.

Ubtuk bisa ekspor tiga kali lipat, perlu dukungan pihak swasta, BUMN, dan masyarakat, tanpa dukungan mereka menurut Kasdi tidak akan berhasil. Selain itu menurutnya, dukungan inovasi teknologi juga sangat diperlukan, tanoa inovasi tidak akan bisa dikelola dengan optimal. "Hari Perkebunan ini waktunya melakukan eksekusi dan evaluasi program, dimana pemerintah akan hadir untuknmenciptakan perkebunan yang maju, mandiri dan modern.

Upaya meningjatkan ekspor sampai tiga kali kipat bukanlah hal yang baru, tapi bagi pekebun rakyat perlu dorongan dan bantuan dari semua pihak salah satu yang akan dilakukan pemerintah yaitu mengkorporasikan petani dan melakukan edukasi usaha sesuai tema kali ini "Korporasi Perkebunan Rakyat Untuk Kesejahteraan Pekebun". Kita ingin momentum ini sebagai ajang evaluasi, bisa berubah lebih cepat, cermat dan cerdas. Melihat kedepan untuk maju terus untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mempermudah investasi untuk meningkatkan ekapor^, jelas Kasdi.

Tidak ada alasan untuk tidak mandiri, karena ada potensi yang besar baik dari inovasi teknologi dan kelembagaan, kreatifitas dan dukungan milenial dalam hal pemasaran. Program kostratani juga akan memfasilitasi dalam mengelola pertanian, sehingga potensi sub perkebunan akan terlihat semakin jelas. Di sub sektor perkebunan menurut Kasdi, Menteri Pertanian akan fokus pada pengembangan 7 komoditas strategis ekspor seperti kopi, kakao, kelapa, lada, pala, vanili dan jambu mete disamping komoditas perkebunan lainnya. "Ditjen Perkebunan akan fokus pada gerakan peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing untuk 7 komoditas terbut disamping komoditas lainnya", tambahnya.

"Gerakan ekspor tiga kali lipat hanya dengan anggaran APBN dan APBD saja karena hanya bersifat stimulan, namun pemerintah akan mempermudah dengan memberikan instrumen melalui KUR perbankkan. Pemerintah telah menyiapkan 50 trilyun selama tahun 2020 untuk subsidi bunga KUR. Sektor perkebunan mendapatkan 20,7 trilyun, maka saya minta Kepala Dinas untuk segera mengidentifikasi kebutuhan KUR bagi petani di daerah. Saat ini bunga KUR Perbankkan 6 persen, dengan bantuan subsidi bunga fari pemerintah, maka bunganya akan lebih rendah lagi", ujar Kasdi. SY