Berkah Budidaya Padi Ketan di Bulan Ramadhan

udin abay | Sabtu, 30 April 2022 , 22:27:00 WIB

Swadayaonline.com - Beras ketan memiliki nama latin Oryza Sativa L. Var. Glutinosa dan sering disebut beras pelotan di daerah Kabupaten Bondowoso, memiliki kandungan amilopektin yang tinggi sehingga dapat memberikan tekstur lengkrt ( sticky ) atau pulen jika di masak.

Mengkonsumsi beras ketan akan mendapatkan manfaat antara lain membantu menurunkan berat badan, mampu menjaga kesehatan tulang atau mencegah osteoporosis, sedangkan kandungan kalsium pada beras ketan mencapai 2 mg per 100 gram dapat menurunkan risiko gigi rusak, katarak dan penyakit otak.

Ketahanan dan kedaulatan pangan merupakan salah satu target  program Kementerian Pertanian untuk menyediakan pangan sehat, murah, mudah dan terjangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia yang berjumlah 267 juta. Untuk itu dalam implementasi program tersebut dibuat berbagai kegiatan dalam rangka menyediakan pangan tepat   jumlah, waktu dan kualitas sesuai standar kebutuhan yang telah disepakati.

Menurut Hardianto, penyuluh pertanian di Bondowoso, faktor penting dalam budidaya beras ketan di daerah tinggi atau tegal adalah curah hujan. Seperti halnya di Desa Kupang Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, dimana sekitar 3 ha lebih lahan budidaya berupa tegal ditanami padi ketan oleh petani di akhir tahun 2021 saat musim hujan tiba dan di akhir maret dan awal april 2022 petani melakukan panen bersamaan dengan datangnya bulan Ramadhan, dimana kebutuhan padi ketan sangat besar utamanya untuk bahan kuliner. Ya, padi ketan banyak dimanfaatkan untuk kuliner seperti rengginang, lemper, wajik, bubur ketan, amsle, lepet, tape ketan.

Yani, adalah salah satu petani yang tiap tahun selalu menanam padi ketan menuturkan, “Sebagian petak sawah kami tanami padi ketan untuk persiapan di bulan Ramadhan dan Idul Fitri, sebagian panen kami jual untuk dibuat bahan rengginang, alhamdulillah harganya lebih tinggi dari beras biasa jadi kami bisa dapat untung dan sisanya buat oleh-oleh saudara yang mudik nanti.”

Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan dengan teknologi dan inovasi, pertanian akan lebih maju, mandiri, modern. Semua komoditas diharapkan dalam penanganan dan pengelolaan yang baik.

Dari kegiatan budidaya padi ketan kita bisa melihat senyum petani dan roda UMKM kuliner dapat terus berputar. Hal ini sangat disyukuri oleh petani padi ketan apalagi jelang lebaran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa pangan merupakan masalah yang sangat utama. “Masalah pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. Petani saat ini tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tetapi juga pasca panen dan olahannya. Banyak yang bisa dikerjakan untuk menaikkan nilai pertanian, khususnya pasca panen,” tegas Dedi. SY/HRD/YNI