Gorontalo Siapkan Pisang Gapi Standar Ekspor

udin abay | Jum'at, 18 November 2022 , 22:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Pembangunan pertanian kini dihadapkan pada terbatasnya ketersediaan lahan, terutama lahan yang memiliki kondisi ideal untuk lahan pertanian. Di Indonesia daerah dataran tinggi memiliki potensi lahan yang masih sangat besar, yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangan hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan. Melihat potensi ini, Pemerintah Daerah bersama Kementerian Pertanian Republik Indonesia merancang program pengembangan komoditas di dataran tinggi yang dinamakan kegiatan “The Development of Integrated Farming System in Upland Areas” atau disingkat dengan sebutan Upland Project. 

Upland Project berjalan dalam lima tahun kedepan yang telah dimulai dari Tahun 2021 dan akan berakhir pada Tahun 2025. Adapun kegiatan Upland Project terbagi dalam empat komponen utama yaitu pengembangan infrastruktur untuk peningkatan produktivitas dan pembentukan ketahanan pertanian, pengembangan agribisnis serta fasilitasi peningkatan pendapatan petani dan manajemen proyek. Seluruh pelaksanaan setiap komponen akan dilaksanakan oleh Project Manajemen Unit (PMU) ditingkat pusat serta Project Implementasion Unit (PIU) ditingkat daerah, dengan didukung oleh stakeholder dan tenaga ahli yang terlibat. Adapun kegiatan Upland Project ini sebagai pilot percontohan diharapkan dapat menjadi role model bagi program pertanian di kemudian  hari dan diharapkan dapat direplikasi dengan menggunakan dana APBN. 

Kegiatan Upland Project didanai dari pinjaman luar negeri yang bersumber dari Islamic Development Bank (IsDB) dan Internasitional Fund for Agricultural Development (IFAD). Sebagai pelaksana program kegiatan adalah Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian. Kabupaten Gorontalo menjadi salah satu yang mendapatkan dana hibah dengan mengembangkan komoditas Pisang Gapi seluas ± 70 hektar. 

Pisang gapi merupakan pisang khas dari Gorontalo. Rata-rata masyarakat di daerah ini menyukai warna daging buah orange yang rasanya enak dan beraroma harum. Namun pisang gapi saat ini masih terbatas pada olahannya. Masyarakat biasanya memakan pisang gapi dalam keadaan segar, dikukus atau digoreng. Sedangkan potensi pisang gapi menjadi salah satu komoditas yang diinginkan untuk diekpsor ke negara-negara Timur Tengah.

Karena pisang gapi memiliki potensi yang sangat luar biasa, Manager District Projeck Implementation Unit (DPIU) Upland Project, Sofyan Husin menyelenggarakan Pelatihan Business Plan, Market dan Supply Chain yang bekerjasama dengan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Kementerian Pertanian. 

Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari pada 7 – 9 November 2022 dan diikuti oleh 22 orang dari Desa Dulamayo Selatan Kecamatan Telaga dan Desa Toyidito Kecamatan Pulubala.  Dimana kedua desa menjadi lokasi penanaman pisang gapi.

Kegiatan pelatihan dilakukan dengan kunjungan ke Koperasi Tani Mapan Makmur Desa Ampelgading Kabupaten Blitar, P4S Anisa Jaya Kota Blitar, P4S Sambitani Kabupaten Gresik dan Layya Kabupaten Sidoarjo. Di tempat kunjungan para peserta mempelajari manajemen kebun dan budidaya pisang, profil koperasi dan pengelolaan kelembagaan petani, perencanaan keuangan kelompok, pengolahan buah pisang menjadi produk olahan, rencana produksi dan kebutuhan tenaga kerja serta perencanaan keuangan kelompok. Dari penyampaian materi tersebut, peserta diharapkan dapat mereplikasi apa yang didapat dan diadopsi di desa masing-masing sehingga terdapat berbagai macam olahan pisang gapi yang berpotensi untuk diekspor pada tahun mendatang. 

Perjuangan untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan stok pangan untuk Indonesia akan terus dilakukan dengan melakukan pengembangan pemanfaatan energi baru dan terbarukan, pengembangan sumber pangan berbasiskan potensi dan kearifan lokal demi memenuhi kebutuhan pangan, pengembangan keragaman pangan, serta pengelolahan sumber daya air secara bijak untuk sesuai dengan semangat pembangunan berkelanjutan. Hal ini senada dengan penyampaian Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo pada saat memperingati Hari Pahlawan kemaren “Siapa pahlawan dalam hidup kita? Sepanjang kau berjuang untuk berjuang pada negara, bangsa dan rakyat, kau itu pahlawan. Kalau kau urusi pertanian dengan baik, beri makan 273 juta orang, kau pahlawan, oleh karena itu Petani adalah Pahlawan” kata Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa, “Sektor off farm atau pengolahan hasil pertanian disamping dapat meningkatkan nilai tambah, juga nilai jual sehingga pendapatan meningkat,” kata Dedi. RVN/YNI