Wirausahawan Pertanian Kota Tasikmalaya Tetap Produktif Bertani di Lahan Sempit

udin abay | Senin, 05 Desember 2022 , 16:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Seiring perkembangan zaman, sektor pertanian kini memiliki wajah berbeda. Dahulu, pertanian identik dengan lahan sawah dan aktivitas di hamparan yang luas. Saat ini pertanian lebih adaptif dengan kehidupan masyarakat, salah satunya melalui konsep urban farming. Keterbatasan lahan tentu tidak lagi menjadi halangan.

Urban Farming atau pertanian urban, banyak dikembangkan di daerah perkotaan. Dikutip dari pertanian.go.id, urban farming merupakan usaha pertanian di perkotaan dengan memanfaatkan lahan-lahan terbuka yang ada di sekitar masyarakat. Luas lahan yang digunakan rata-rata seluas 5-50 m2. Komoditas yang umum diusahakan adalah tanaman yang berumur pendek seperti aneka sayuran daun dan buah, tanaman obat serta tanaman hias.

Kota Tasikmalaya, sebagai salah satu kota di wilayah Jawa Barat, mencoba mempelajari dan menerapkan hal tersebut melalui pelatihan bagi para wirausahawan baru.

Bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tasikmalaya menggelar pelatihan dengan tema “Pelatihan Budidaya Hortikultura di Lahan Sempit” pada 28-30 November 2022..

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kota Tasikmalaya, Anisah Kardiati, pada saat pembukaan menyampaikan, “pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan lahan sempit di Kota Tasikmalaya. Diharapkan keterbatasan lahan tidak lagi menjadi halangan bagi Bapak dan Ibu wirausahawan untuk dapat terus produktif.”

Sebanyak 45 orang wirausahawan baru di bidang pertanian mengikuti pelatihan dengan metode pembelajaran praktik dan klasikal. Peserta memperoleh materi Kebijakan Program Pengembangan Hortikultura di Kota Tasikmalaya, Motivasi Berprestasi, Pemanfaatan Lahan Pekarangan, Budidaya Sistem Hidroponik, Budidaya Tanaman Sistem Vertikultur, dan Pembuatan Kompos Organik.

Materi disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Lembang spesialisasi budidaya tanaman. Peserta diajak praktik membuat budidaya tanaman instalasi vertikultur. Bermodalkan alat dan bahan sederhana, peserta membuat sistem penanaman vertical dari paralon. Dipandu Cece Mulyana, Widyaiswara BBPP Lembang, peserta menyulap paralon bekas menjadi tempat penanaman untuk tanaman sayuran seperti selada. Dengan metode ini diharapkan peserta dapat menghemat konsumsi lahan yang digunakan.

Selain itu, peserta juga berkesempatan melakukan kunjungan lapang ke Kelompok Family Farm & Lembur Hejo, Desa Cikahuripan, Lembang. Di sini peserta melihat budidaya tanaman sayuran menggunakan beberapa sistem pada hirdroponik. Lebih lanjut, peserta juga mempelajari metode pemasaran yang dilakukan oleh Family Farm.

Dodo, salah satu peserta yang ditemui usai pelatihan, menyatakan puas atas ilmu dan pelayanan yang diberikan selama berlatih di BBPP Lembang. “Ini dapat menjadi bekal bagi kami untuk berkontribusi lebih, terutama dalam pemanfaatan lahan pekarangan. Tentu pelatihan ini memberikan motivasi dan inovasi bagi kami,” ungkapnya. Ia juga bersemangat untuk segera menerapkan materi yang didapat.

Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), terus berupaya menyongsong masa depan pertanian melalui berbagai lini. Pelatihan dengan berbagai tema yang relevan dengan kondisi pertanian masa kini terus dicanangkan. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, pada kesempatannya menyampaikan, “urban farming atau pertanian perkotaan sering disalahartikan sebagai berkebun komunitas, homesteading atau pertanian subsisten”.

"Sederhananya, urban farming lebih berfokus pada penjualan hasil bumi. Pertanian perkotaan dapat mendukung kesejahteraan individu dan komunitas dengan berbagai cara, mulai dari menyediakan produk segar untuk komunitas, menciptakan rasa memiliki komunitas, menciptakan lapangan kerja, dan mempromosikan gaya hidup sehat," katanya.

Terlebih, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan bisa dilakukan semua pihak.

"Masyarakat bisa andil untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Misalnya dengan memanfaatkan semua lahan yang ada, baik lahan di perumahan atau pekarangan," katanya. DRY/YKO