Blitar Siapkan 700 Hektar Lahan Siap Tanam Antisipasi Musim Kemarau di Bulan Juli

udin abay | Sabtu, 27 Juni 2020 , 18:44:00 WIB

Swadayaonline.com - Program percepatan tanam padi merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian untuk penangulangan pandemi Covid-19. Hal ini tentu saja sbagai antisipasi krisis pangan dan musim kemarau. Selain itu pertanian sebagai salah satu garda terdepan dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Program percepatan tanam telah dilakukan oleh hampir sebagian petani di Indonesia sejak awal Juni 2020. 

Tahun 2020, pemerintah menargetkan luas tanam padi 11,66 juta ha, berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras, sementara sasaran luas tanam padi pada musim kemarau hingga september 2020 ini sebesar 5,6 juta ha.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap di masing-masing daerah yang mempunyai potensi luas lahan dapat dimaksimalkan, melalui peningkatan Indeks Pertanaman dengan cara percepatan pengolahan lahan sehingga dapat segera melakukan tanam padi, pemanfaatan jaringan irigasi yang telah dibangun, dan perluasan di areal baru pada lahan kering, lahan rawa-lebak, dan hasil cetak sawah.

“Pada tahun ini sasaran tanam padi cukup tinggi dibanding realisasi tahun sebelumnya. Langkah nyata yang diambil guna mewujudkan hal ini adalah pertanaman padi bulan Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan,” ujar SYL saat melakukan kunjungan ke Tuban 26/06/2020. 

Kabupaten Blitar sebagai salah satu sentra komoditas padi sejak akhir Mei 2020 telah melakukan olah dan percepatan tanam. Hal ini segera dilakukan untuk menjangkau kecukupan air sebelum musim kemarau tiba. Jeda satu bulan setelah panen, petani di Kecamatan Wlingi telah sibuk melakukan percepatan tanam. Luas baku lahan sawah di Kecamatan Wlingi 1525 Ha.  Untuk bulan Juni ini luas tanam padi  500 ha.  Diperkirakan sampai bulan Juli luas tanam padi 700 ha dari luas baku lahan sawah di Kabupaten Blitar yang mencapai 31.976 ha, terdiri dari sawah irigasi 28.519 ha dan tadah hujan 3.457 ha.

“Untuk memperbaiki unsur hara tanah yang terus menerus ditanami padi, petani memakai pupuk organik dan asam amino yang terbuat dari keong mas dan buah pepaya masak yang sudah difermentasi,” ujar Ninik Dwi Handayani penyuluh di Kecamatan Wlingi.

Selain itu untuk menunjang percepatan tanam peran UPJA juga sangat penting.  Di Kabupaten Wlingi telah berdiri brigade alsintan BAROKAH yang siap membantu petani dalam pengelolaan, tanam dan panen menggunakan hand traktor roda 2, cultivator, combine harvester dan rice transplater. 
“Selain itu di Kecamatan Wlingi juga tersedia Rice Milling Unit  (RMU) pasca panen padi serta power treser sebagai mesin perontok multiguna, “ lanjut Ninik.

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa penyuluh dan petani harus bekerjasama dalam mempertahankan ketersedian pangan didaerah. 

“Mereka adalah pahlawan pangan ditengah pandemic Covid-19 untuk memastikan hasil yang berkali lipat. Menteri Pertanian sudah mencanangkan bahwa penyuluh itu garda terdepan pembangunan pertanian Indonesia. Pelakunya adalah BPP, maka siapa BPP, merekalah penyuluh," jelas Dedi. SY/YNI/NNK