Penyuluh Wonogiri Optimalkan Peran Kostratani Panen Bawang Merah Di Masa New Normal

udin abay | Senin, 03 Agustus 2020 , 19:55:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan sinergi dalam pembangunan pertanian. Salah satunya dengan memantapkan peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Di Wonogiri, peran Kostratani dioptimalkan dalam panen bawang merah.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia terus melakukan sinergi dalam pembangunan pertanian, salah satunya adalah dengan memantapkan peran Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Saat ini Kostratani yang pusat gerakannya ada di kecamatan, gencar berperan dalam pendampingan dan pengawalan terhadap petani ditengah isu rawan pangan akibat pandemic Covid 19 dan memasuki musim kering. 

Pada beberapa kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dengan Kostratani, pertanian lebih maju mandiri bahkan lebih modern.
"Masyarakat tidak perlu khawatir soal pangan, 11 komoditas bahan pokok dikawal pemerintah secara optimal salah satunya ialah bawang merah," tegas Syahrul.

Hal ini juga ditegaskan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi, yang mengatakan meskipun di tengah pandemi COVID-19 sektor pertanian tidak berhenti, bahkan peran Kostratani justru menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi pertanian.

"Kostratani ini ibarat menu lengkap, dari hulu hingga hilir pertanian akan menjadi maju, mandiri dan modern. Apalagi di saat ini Covid 19 dan masa New Normal ini, peran Kostratani ini menjadi meningkat dalam menyediakan stok pangan," tegas Dedi.

Hal ini salah satunya dibuktikan dengan hasil panen bawang merah di beberapa wilayah di Indonesia. Panen bawang merah salah satunya di desa Jendi, Desa Pule dan Desa Nambangan Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri dimana panen bawang merah terdiri dari berbagai varietas antara lain  varietas bauji, varietas Bima Brebes dan Varietas Batu Ijo  seluas 5 hektar.

Ketua Poktan Ngudi Kawruh Desa Jendi, Wahyudi menjelaskan pemilihan varietas bawang merah bauji karena memiliki produktivitas tinggi, tahan terhadap serangan hama penyakit. "Hasil panen per hektare pada musim tanam ini mencapai  11 ton kering panen per hektare dengan harga 30.000/kg," ujar Wahyudi. 

Wahyudi juga menambahkan dimasa New Normal ini, petani diuntungkan dengan hasil panen yang laku dengan harga cukup tinggi. "Harga bawang merah diperkirakan akan mengalami penurunan setelah panen raya pada musim kemarau. Seiring dengan bertambahnya pasokan untuk menekan harga di pasaran," pungkasnya.

Sementara itu, Koordinator BPP Dewi Sri Kecamatan Selogiri, Sugito, menyatakan bahwa segenap penyuluh pertanian BPP Dewi Sri akan terus melakukan supervisi dan pengawalan terhadap kegiatan utama Kementerian Pertanian salah satunya ialah mengoptimalkan peran Kostratani. Kerja sama antara petani dan penyuluh pertanian dalam mengelola usaha tani merupakan wujud dari dukungan terhadap program Kementerian Pertanian untuk menjaga stok bahan pokok. 

Menutu Silvia PPL pendamping di Kecamatan Selogiri, hasil panen bawang merah kali ini luar biasa, apalagi saat ini petani dihadapkan dengan  Covid 19 yang tak kunjung berakhir. Tapi hal tersebut tidak menghalangi para PPL dan petani untuk berkolaborasi mengejar panen bawang merah. “Kami juga pastikan, proses panen berlangsung aman sesuai protokol kesehatan yang berlaku di tengah wabah Covid 19. Seperti anjuran untuk menggunakan masker/penutup wajah, menjaga jarak aman minimal satu meter, saat melakukan aktifitas tanam, dan senantiasa mencuci tangan dengan sabun setiap sebelum dan selesai melaksanakan aktivitas," pungkas Silvia. SY/YNI/SLV