Wujudkan Semangat Kostratani, BPP di Amstirdam Bertekad Tingkatkan Kualitas Kopi

udin abay | Senin, 24 Agustus 2020 , 17:16:00 WIB

Swadayaonline.com - Secara bertahap, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mentransformasikan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) diseluruh Indonesia menjadi Model BPP Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani).

"Kehadiran BPP Kostratani untuk pertanian sangatlah penting. Sebab, Kostratani adalah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan. Kostratani merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan IT dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional," terang Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi.

“BPP Kostratani memiliki peran penting yang harus dijalankan. Karena BPP Kostratani adalah Pusat Data dan Informasi pertanian, Pusat Konsultasi Agribisnis, Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian serta Pusat Pembelajaran, serta Pusat Pengembangan Jejaring Kemitraan," kata tambah Dedi.

Transformasi tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), bahwa pertanian sudah tidak bisa dilakukan dengan cara-cara konvensional."Kita harus mengubah strategi. Karena Covid-19 membuat digitalisasi semakin cepat. Kita pun harus mengikutinya. Salah satunya lewat penguatan Kostratani, yang tentu saja wajib dilengkapi dengan jaringan internet, komputer dan lainnya," tutur Mentan SYL.

Kabupaten Malang bagian selatan tepatnya Kecamatan Ampelgading, Sumber Manjing Wetan, Tirtoyudo dan Dampit atau yang dikenal dengan sebutan Amstirdam merupakan salah satu sentra kopi di Indonesia yang menyumbang devisa. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di daerah sentra tersebut pun terus melakukan peningkatan kualitas dan produktivitas dari kopi tersebut.

Bagi masyarakat di wilayah Amstirdam (Ampelgading, Sumber Manjing Wetan, Tirtoyudo dan Dampit), kopi merupakan  komoditas  penting  yang  turut meningkatkan pendapatan keluarga, menggerakkan ekonomi masyarakat dan sekaligus menambah pendapatan asli daerah (PAD). Kopi menjadi komoditas pertanian utama dikembangkan oleh masyarakat selain padi dan tanaman lainnya.

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di daerah sentra tersebut pun terus melakukan peningkatan kualitas dan produktivitas dari kopi tersebut. Keempat Balai Penyuluhan Pertanian di daerah sentra tersebut memiliki binaan lahan kopi petani seluas 6.467,75 Ha dengan produktifitas 400 -700 kg/Ha. 

Untuk menjaga kualitas kopi, secara khusus kopi robusta dan untuk lebih bisa bersaing dengan produk kopi dari negara lain, maka Balai penyuluhan Pertanian Amstirdam melaksanakan SL-GMP (Sekolah Lapang Good Manufacturing Practices) kopi.

Kegiatan ini berkat kerjasama yang baik antara BPP Amstirdam dengan PT. Asal Jaya selaku eksportir kopi dengan melibatkan dan melatih peserta pelatihan yang terdiri dari perwakilan 108 Kelompok Tani dan 32 Gapoktan. 

Target dari pelatihan ini adalah terjadinya peningkatan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang profesional, meningkatnya produksi, perbaikan mutu kopi dan terciptanya kelembagaan poktan dan gapoktan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun konsep dari pelatihan adalah mencetak 540 petani sebagai Master Trainer (MT) desa yang dapat melatih anggotanya. Minimal satu Master Trainer (MT) dapat melatih anggotanya sebanyak 28 petani. Dengan demikian target petani dampak adalah 15000 petani.

Koordinator BPP Sumber Manjing Wetan, Marjuki menyampaikan bahwa kegiatan SL-GMP ini tetap dilakukan meskipun masih terjadi pandemi covid-19, namun dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. “Ini kegiatan tahun kelima sejak 2016.

Pelaksanaannya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Peserta wajib memakai masker, cuci tangan sebelum mengikuti acara, menjaga jarak dan harus sehat. Harapan kita ini bisa diteruskan untuk 5 tahun kedua. Kemitraan ini sangat bagus untuk mempererat kolaborasi petani kopi, BPP Amstirdam dan PT. Asal Jaya selaku eksportir," harapnya.

Harapan serupa juga diungkapkan  Koordinator BPP Ampelgading, Winarno yang mengaku sangat bersemangat sebagai salah satu instruktur pada pelatihan SL-GMP. “Saya secara khusus sangat bersemangat mengisi acara SL-GMP ini. Ini wahana mendekatkan penyuluh dengan petani kopi. Kita bisa isi dengan dinamika kelompok, permainan tim namun tetap berisi makna penting bahwa belajar harus terus dilakukan meskipun pandemi covid-19," tutur instruktur yang kerap disapa Cak Win.

Model kemitraan antara petani kopi dan swasta seperti PT. Asal Jaya selaku eksportir dengan Balai Penyuluhan Pertanian di wilayah Amstirdam menjadi model kemitraan yang positif. Sebab kemitraan menjaga ketersediaan kopi serta meningkatkan kualitas agar lebih baik. Salah satu hasilnya, dari lima tahun terakhir, kopi Amstirdam ini bisa mendekatkan seluruh stakeholder bahkan menjamin kelancaran ekspor kopi ke luar negeri.

PT. Asal Jaya dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) ternyata telah diselenggarakan berbagai kegiatan yang sangat bermanfaat bagi pengembangan kopi petani. Pelatihan yang dilaksanakan meliputi: Sekolah Lapang Good Agricultural Practices (GAP), Sekolah Lapang Good Manufacturing Practices (GMP), Sekolah Lapang Sustainable Agro Business Cluster (SABC), Farmer Driven Research (FDR), dan Sistem Kebersamaan Ekomomi (SKE).

Usaha kemitraan positif berbentuk peningkatan SDM Pertanian seperti ini bisa dilanjutkan, tentunya dengan melibatkan instansi pendukung atau instansi di atasnya untuk mencoba renegosiasi dukungan CSR pada kegiatan petani, kelompok tani dan gapoktan.  Balai Penyuluhan Pertanian selaku pos Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) sudah tentu memiliki agenda besar berada di pihak petani. Model kemitraan positif ini bisa juga diadopsi pada komoditas lain yang juga produk ekspor di berbagai tempat. Prinsipnya jika kerjasama apapun bentuknya dan menguntungkan semua pihak bisa diteruskan bahkan dijadikan rujukan. SY/NL