Bertahan di tengah Pandemi, Petani Milenial Dulang Rejeki dari Kopi Liberica

udin abay | Sabtu, 17 Oktober 2020 , 11:11:00 WIB

Swadayaonline.com - Mengkonsumsi kopi telah menjadi gaya hidup masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan saat ini. Tua atau muda, pria atau wanita di semua kalangan menggemari minuman beraroma dengan sensasi rasa khas tersebut. Di wilayah perkotaan, menikmati secangkir kopi sembari bersantai bersama teman maupun rekan kerja di coffeeshop menjadi rutinitas yang kian umum. 

Di tambah coffeeshop menyediakan variasi racikan kopi sehingga kopi bisa di nikmati oleh siapapun. Tidak heran, tren penikmat kopi semakin meluas dan hal ini yang menjadi ladang bisnis basah sehingga bisnis coffeeshop pun mewabah di mana-mana.

Melihat terbukanya peluang bisnis kopi, Galeh Putra Dewa, Purniati dan serta Nadia Azizah yang merupan alumni Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) ini mencoba mengembangkan usaha olahan kopi.

"Saya merintis usaha ini dimulai dari budidaya kopi pada tahun 2018.  Tempat tinggal saya  dikelilingi kebun kopi kecil kecilan milik kakek saya. Dan saat saya kuliah ada beberapa kebun lokal Kalsel yang tidak terkelola dengan baik atau tidak terawat dengan merasa prihatin. Saya mencoba untuk membudidayakan kopi lokal liberika. Alhamdulillah respon pasar cukup baik, hasil panen saya diterima di pasaran", jelas Galeh.

Tak puas dengan budidaya kopi, Galeh ingin mengembangkan usahanya hingga pengolahan kopi. Beruntung kampus tempat ia menimba ilmu merupakan Perguruan Tinggi Mitra (PTN) Kementan yang membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk menjadi wirausaha muda pertanian melalui program 
Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP). 

Awal tahun 2020, Galeh dan rekannya mendapatkan bantuan dana PWMP yang digunakan untuk membeli alat pengolahan kopi serta membuka coffeeshop dengan nama  Nature Beans Break Coffee. Untuk bahan baku, tentunya mereka menggunakan kopi liberika hasil panennya sendiri.

"Untuk omset saat ini hanya kembali modal. Tak lama kami buka usaha coffeeshop ini, pandemi menyerang Indonesia dan adanya kebijakan PSBB sedikit banyak berpengaruh pada usaha kami. Lokasi usaha kami terletak di Jl.PM. Noor Sungai Ulin, Banjarbaru ini terhitung strategis dan mampu menjaring banyak pengunjung yang mayoritas anak muda. Kami tetap mencoba bertahan dengan menjual greenbeans dan roastbeans selain kopi siap minum. Alhamdulillah dimasa seperti ini kami masih bisa mendapatkan penghasilan 100-300 ribu perharinya. Kami yakin, dari kopi kami mampu mendulang rejeki", ungkap Galeh optimis.

Apa yang diraih oleh Galeh dan rekannya merupakan bukti pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL)  bahwa pertanian memiliki banyak sub sektor yang bisa dimanfaatkan untuk usaha. "Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat menjanjikan. Karena banyak yang bisa digarap dan sangat menguntungkan,” kata Mentan SYL.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengutarakan hal serupa. Menurutnya, Sektor pertanian tak akan berhenti meski dalam masa pandemi Covid-19. keterlibatan generasi milenial akan membuat cerah pertanian Tanah Air.  “Kementan terus mendorong hadirnya generasi milenial di pertanian. Karena generasi milenial memiliki banyak inovasi yang tentunya kita harapkan bisa diterapkan di pertanian. Selain itu generasi milenial juga bisa memanfaatkan pertanian untuk berwirausaha. Semua hal itu sangat kita dukung, karena merekalah yang akan  memajukan pertanian", ungkap Dedi. SY/NL