Produksi Beras 2020, Mentan Perkirakan Surplus 7 Juta Ton

udin abay | Minggu, 18 Oktober 2020 , 21:18:00 WIB

Swadayaonline.com - Pemerintah menjamin ketersediaan beras cukup hingg akhir 2020, diprediksi surplus 7 juta ton. Mengacu stok awal 2020 sebesar 5,9 juta ton plus 30,6 juta ton gabah kering giling (GKG) setara 17,06 juta ton beras senilai Rp172 triliun.

Mengawali 2020, Indonesia memiliki stok beras 5,94 juta ton dari Desember 2019 plus hasil produksi Musim Tanam I (MT) dari luas tanam 6,1 juta hektar pada Oktober 2019 hingga Maret 2020 (Okmar). Periode MT II pada April - September 2020 (Asep) luas tanam padi mencapai 5,4 juta hektar di seluruh Indonesia.

"Dari total luas tanam fase MT I Okmar dan MT II Asep menghasilkan 30,6 juta ton GKG atau setara 17,06 juta ton beras senilai Rp172 triliun," kata Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Jumat (16/10).

Cadangan beras pun semakin kompetitif, kata Mentan, karena ada stok 5,94 juta ton dari Desember 2019. Sementara kebutuhan konsumsi masyarakat pada Januari hingga Juni 2020 mencapai 15,17 juta ton. 

"Dari selisih tersebut, dicapai surplus 7,83 juta ton maka harus didukung program percepatan tanam agar stok pangan khususnya beras ke depan lebih stabil dan tumbuh," kata Mentan pada kegiatan video conference (Vcon) Mentan Sapa Penyuluh dan Petani (MSPP) Vol. 22 yang berlangsung tiap hari Jumat.

Sedikitnya 500 partisipan video conference dan lebih 5.000 pemirsa live streaming memadati jagat virtual MSPP, dipancarluaskan AWR ke Agriculture Operation Room (AOR) pada kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) maupun Kostrada dan Kostrawil di kantor dinas pertanian tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

“Produksi beras sepanjang 2020 sangat aman. Sejauh ini progress-nya sangat kompetitif. Realisasi ini akan terus positif, apalagi ada support KostraTani dan Food Estate juga sudah digulirkan di Kalimantan Tengah,” kata Mentan Syahrul yang didampingi Sekjen Kementan, Momon Rusmono dan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.

Menurutnya, untuk menaikan akselerasi produksi beras, juga bergulir program percepatan produksi. Periodenya,  mulai April hingga September 2020 dengan luas lahan riil 5,6 juta hektar. Hasilnya, produksi beras pada Juli hingga Desember 2020 diprediksi 12,5 juta ton hingga 15 juta ton atau total produksi dan stok beras pada MT II 2020 mencapai 22,09 juta ton. 

Dalam kesempatan tersebut, Mentan mengajak penyuluh diharapkan terus mendorong petani memakai pupuk organik. Selain murah dan 'sehat untuk tanah' juga meningkatkan posisi tawar (bargaining position) produk ekspor pertanian Indonesia di mancanegara.

"Mari kita dorong petani memakai pupuk organik, karena tanaman akan lebih subur dan berkualitas," kata Syahrul seperti dilansir Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP).

Dia mengakui bahwa pupuk, salah satu sarana produksi yang sangat vital untuk pertanian, maka pemerintah selalu mengalokasikan anggaran besar, dengan kebijakan pupuk bersubsidi bagi petani agar petani mendapat pupuk berkualitas dengan harga terjangkau.

"Jangan bergantung pada pupuk anorganik. Pupuk organik lebih bagus. Petani harus belajar dan membiasakan tidak bergantung pada pupuk subsidi," kata Mentan didampingi Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) dan Sekretaris Badan PPSDMP Kementan, Siti Munifah dan Kapusluh Leli Nuryati. 

Pada kesempatan tersebut, Mentan Syahrul meminta agar imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) agar diperhatikan betul mengenai prediksi akan terjadi banjir besar di seluruh Indonesia pada bulan Desember-Januari. 

“Hati-hati dan persiapkan diri. Lakukan perencanaan yang tepat, manfaatkan yang ada secara efektif, lalu mapping wilayah banjir. Ada wilayah merah, kuning dan hijau,"  kata Mentan mengakhiri arahannya pada dialog interaktif  yang dipandu Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan - Pusluhtan BPPSDMP, Septalina Pradini selaku Anchor  MSPP.  SY/HVY/LA