Bangkit, Petani Milenial Yang Kembangkan Pangan Lokal

udin abay | Kamis, 21 Januari 2021 , 22:06:00 WIB

Swadayaonline.com - Kondisi covid-19 yang terjadi sejak awal 2020, ternyata dilirik petani milenial, Bangkit Ari Wijaya. Pria 27 tahun yang menetap di Jakarta ini, mengembangkan usaha kue yang bahan bakunya berasal dari pangan lokal yaitu ubi jalar. “Kue-kue, snack, roti yang kita buat semuanya berbahan baku ubi jalar dengan sentuhan rasa dan bentuk yang sangat menarik seperti burger yang sangat diminati semua kalangan masyarakat”, ujarnya.

Dirinya mengungkapkan, olahan pangan lokalnya kini mendapat sambutan yang baik di masyarakat karena sering disajikan pada saat pesta pernikahan, rapat, maupun yang order langsung. Untuk memasarkan produknya dan memasyarakatkan pangan lokal, ia berencana akan membuka dua outlet di Jakarta dengan nama Toko Kue Agribunny.  Pria lulusan sarjana teknik mesin yang lebih tertarik menekuni dunia pertanian ini menceritakan, pernah menekuni bisnis menanam jagung, namun mengalami kegagalan. Dari kegagalan tersebut, dirinya beralih melakukan pengembangan usahataninya ke ubi jalar yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. “Ubi jalar itu pangan lokal yang mudah dikembangkan, pasarnya ada, dan mudah dibuat berbagai makanan olahan yang enak dan menarik”, ujarnya.

“Awal April 2020 saya menanam jagung di Desa Cibinong dan hasilnya tidak bagus, karena komitmen yang tidak berjalan baik. Akhirnya bulan Mei, saya tanam ubi jalar di Desa Ciwalen, Cianjur Utara dengan bekerjasama dengan Kelompok Tani. Hasil panen Poktan tersebut saya beli bahkan disebagian lahan petani tersebut saya lakukan investasi agar produksinya lebih banyak lagi. Hasil produksinya ada yang dijual ke eksportir, Super Market, dan ada yang diolah menjadi kue, roti dan lainnya”, ucap Bangkit.

Pemuda asal Semarang ini kembali menceritakan, awalnya melihat pangan olahan menjadi bagian dari usahanya karena di masa pandemi, sektor pertanian yang mampu bertahan. Produk hilirisasi berbahan ubi jalar, dirasa mampu bertahan meski ditengah pandemi. “Bersama teman saya mencoba membuat olahan tersebut dan ternyata hasilnya bagus dan enak dan pasti disukai masyarakat. Dari situ kita rekrut karyawan yang terkena PHK akibat dampak dari pandemi, untuk mengembangkan usaha toko kue yang bahannya dari ubi jalar. Saya ingin ubi jalar jadi naik kelas”, jelasnya.

Menurut bangkit, usaha sektor food and agriculture sangat seksi untuk terus digeluti. Karena menurutnya, pertumbuhan penduduk Indonesia semakin bertambah dan tentunya permintaan pangan akan semakin meningkat. “Untuk lebih meningkatkan produktivitas, rencananya dalam waktu dekat saya akan mengembangkan ubi jalar di Provinsi Banten dengan bekerjasama dengan PERHUTANI. Disana saya juga akan mengembangkan tanaman pisang dan jahe, karena komoditas tersebut mempunyai prospek yang sangat bagus, baik pasar nasional maupun luar negeri, baik produk mentahnya maupun olahannya”, tambahnya.

“Di Banten nanti, kita akan memberdayakan masyarakat petani disekitar kawasan untuk menanam ubi, pisang dan jahe. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan produktivitas yang tinggi, kita juga akan mengajak siswa SMK Pertanian disana untuk membantu petani. Disana mereka bisa saling belajar, sehingga hasil yang didapatkan bisa maksimal sesuai yang diharapkan. Harapan saya kedepan, sektor pertanian ini bisa digarap secara integrated, agar pengembangan pangan lokal bisa berjalan dan sesuai harapan pemerintah," tandasnya.