Workshop Nasional Manajemen Budidaya Melon di BBPP Lembang

udin abay | Sabtu, 27 Februari 2021 , 14:43:00 WIB

Swadayaonline.com - Taiwan Technical Mission (TTM) bersama Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menggelar Workshop Nasional "Melon Cultivation Management" atau Manajeman Budidaya Melon. Materi disampaikan oleh Mr. Pan, Po-Yuan, Specialist of TTM pada Jumat (26/02/2021) di Ruang Krisan IV BBPP Lembang pukul 09.00 WIB.

TTM telah menjalin kerjasama dengan BBPP Lembang sejak 2013, salah satunya melalui kerjasama pengembangan komoditas hortikultura di greenhouse dan screenhouse. Pada kesempatan ini Mr. Pan menyampaikan dengan lengkap mulai dari pengenalan varietas melon, teknik persemaian benih melon, teknik pemeliharaan melon, hingga teknik panen dan pascapanen melon. Hadir sebagai peserta pada kegiatan workshop ini Widyaiswara BBPP Lembang dan mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Melon dibagi menjadi dua jenis, yakni berdasarkan warna buah (melon hijau dan merah) dan berdasarkan jenis kulitnya (polos dan berjejaring). Di BBPP Lembang melon dibudidayakan  dengan greenhouse untuk menyesuaikan kondisi geografis dan iklim di Lembang yang masih terlalu dingin untuk  budidaya melon. Rekomendasi lingkungan yang ideal untuk penanaman melon yakni pada suhu di bawah 18°C (mohon dicek kembali) dan lebih dari 35°C. Sementara dari sisi benih melon masih tergolong mahal sehingga banyak petani yang mempertimbangkan untuk mengembangkannya. Mr. Pan menyarankan benih direndam selama enam jam dengan air mendidih sebelum disemai. Penyemaian juga disarankan menggunakan polybag agar dapat mengukur persentase pertumbuhan. 

Setelah persiapan benih selanjutnya Mr. Pan memaparkan persiapan lahan yang harus dilakukan. Penanaman menggunakan greenhouse seluas 8-30 meter dapat dimanfaatkan untuk menanam 600 pohon melon. “Gunakan tali agar pertumbuhannya lebih bagus, menghemat tempat, semua bagian tanaman menerima cahaya dan mudah dipanen,” jelas Mr. Pan. Untuk memastikan apakah bibit sudah dapat dipindahkan ke lahan dapat dilakukan dengan melihat pertumbuhan daunnya. Jika sudah tumbuh sekitar 2-3 helai daun, bibit siap untuk dipindah ke lahan.

“Penyemprotan harus dilakukan sebelum tanaman terserang hama dan penyakit. Penyemprotan bukan hanya di atas permukaan daun, tapi juga dilakukan dua sisi dengan merata,” papar Mr. Pan tentang pengendalian hama dan penyakit.

“Seleksi buah dilakukan ketika buah sebesar telur, buah yang terseleksi harus dibuang di luar greenhouse agar tidak menjadi sumber munculnya hama dan penyakit,” lebih lanjut Mr. Pan menjelaskan tentang teknik penjarangan buah.

Jangan lupa untuk membuang pucuk di batang utama dan hanya menyisakan daun di sekitar buah untuk memperbaiki ventilasi. “Penyiraman dilakukan secara berkala, jangan memberikan kadar air yang sama setiap hari, sesuaikan dengan kondisi kelembaban media,” tambah Mr. Pan. Saat memasuki materi panen, Mr. Pan menjelaskan, melon hendaknya dipanen satu buah perpohon saja. Perlakuan dengan memberikan Kalium dan Magnesium pada dosis tertentu dapat mengatur tingkat kemanisan buah melon, begitu juga perlakuan dengan menghentikan penyiraman 2 minggu terakhir sebelum pemanenan untuk budidaya di lahan terbuka, dan mengurangi pemberian nutrisi 2 minggu sebelum pemanenan untuk budidaya di dalam greenhouse. Seraya berkelakar Mr. Pan menjelaskan, “Tingkat kemanisan buah melon itu minimal 15 brix, kalau di bawah itu namanya bukan buah melon, tapi sayur.”

Selanjutnya Mr. Pan berbagi tips untuk meningkatkan kualitas melon. Pertama, penyemprotan harus dilakukan secara rutin dan konsisten. Kedua, diharuskan untuk mencegah penyakit dan virus yang mungkin menyerang melon, seperti hama yang menjadi vektor harus dibuang dengan cepat. Dijelaskan pula jenis-jenis hama yang harus dan tidak harus dibuang secepatnya. Macam-macam hama pada melon antara lain: white fly, pelaku utama hama yang dapat menyebarkan virus;  leave miner, menempel pada daun tapi tidak disarankan untuk langsung dibuang, melon fly, hama yang harus langsung dibuang; powdery mildew, hama yang harus rutin disemprot dan hindari dari kelembaban; downy mildew, terlihat seperti mozaik; damking; dan crown and foot rot. Ketiga, membungkus melon dengan koran/kertas. 

Melon dapat diketahui tingkat kematangannya dari struktur jaring-jaring pada kulit. Selain itu dapat diperkirakan pula berdasarkan musim dan suhu. Untuk memastikan tingkat kematangannya, melon dipotong menjadi t-shape. Waktu yang disarankan untuk memanen melon yakni pada pukul 9 pagi dalam kondisi suhu dingin. Pemanenan juga disarankan menggunakan wadah yang lembut untuk menghindari kerusakan. Setelah dipanen perlu diperhatikan hama yang mungkin menempel dan mengakibatkan turunnya kualitas melon. 

Lebih lanjut, Mr. Pan memaparkan tantangan yang dihadapi dalam budidaya melon, khususnya di Lembang, yakni waktu pembibitan harus tepat sesuai estimasi dan dimaksimalkan dalam satu bulan. Bibit yang telah siap pindah tanam harus segera masuk ke greenhouse agar tidak mengganggu rotasi persemaian benih selanjutnya. Kelembaban yang tinggi dan cuaca terutama saat musim hujan sangat minim cahaya juga menjadi faktor penghambat. 

Kepala BBPP Lembang, Kemal Mahfud mendukung kerja sama pengembangan melon dengan TTM untuk dapat meningkatkan kesejahteraan petani. “Dalam rangka revolusi industri 4.0, apa yang kita kerjakan semua harus disambungkan dengan teknologi informasi dan IPTEK, karenanya saya pesan untuk di Lembang, gali lagi kemungkinan mengembangkan kerjasama dengan Taiwan atau negara lain untuk produk sayuran petani binaan kita ini”, jelas Kemal. 

Budidaya hortikultura, salah satunya melon, diharapkan dapat menjadi salah satu komoditas alternatif dalam menjalankan usaha tani. Menteri Petanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga kembali  menegaskan kepada seluruh insan pertanian bahwa “Di tengah pandemi Covid-19 ini, petani dan penyuluh harus tetap melakukan pekerjaan sehari-harinya dalam menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan. Bahkan saat ini menjadi peluang besar bagi petani untuk memasarkan buah-buahan lokal menggantikan buah impor. Sejak diumumkan pertama kali adanya kasus infeksi Covid-19 pada awal Maret 2020 lalu, komoditas hortikultura khususnya permintaan sayur dan buah segar mengalami peningkatan", jelas SYL. Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) juga mengatakan, “inilah waktu yang tepat bagi petani untuk menjadi pahlawan bangsa.” SY/DRY/YKO