Peluang Lahan Sempit Tingkatkan Kesejahteraan Petani

udin abay | Jum'at, 06 Agustus 2021 , 21:20:00 WIB

Swadayaonline.com - Siapa bilang punya lahan sempit tidak bisa dimanfaatkan sebagai oleh petani untuk menambah nilai ekonomi keluarga? Melalui pemanfaatan yang tepat seorang petani akan memetik hasil yang maksimal dari hasil lahan pekarangan walau sempit. Seperti yang dirasakan oleh Abdul Kodir, salah satu anggota kelompok tani (poktan) Dulohupa, Desa Umbara, Kecapatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo yang sukses berbudiya seledri di lahan pekarangannya yang tak seberapa luas.

Zepri Uno, fasilitator desa dari program Readsi yang digagas oleh Kementerian Pertanin melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengungkapkan bahwa Abdul Kodir memanfaatkan waktu luang membudidayakan tanaman seledri. Tanaman ini dikenal cukup sulit untuk di budidayakan di daerah panas seperti Gorontalo.  

Dengan lahan sempit berukuran 6x6 disamping rumahnya Abdul Kodir memanfaatkan waktu luang membudidayakan seledri, selain jagung yang menjadi komoditas utamanya. Ia giat menanam seledri yang merupakan tanaman langka di budidayakan oleh petani di Gorontalo, sebab tanaman ini sangat peka dan tidak sudah dengan sinar matahari panas.

“Sambil menunggu tanaman jagung panen, saya memanfaatkan waktu dirumah untuk budidaya seledri, meskipun dilahan sempit ini saya mampu menghasilkan rupiah dari hasil menjual tanaman ini, “ jelas Abdul Kodir.

Ia lantas menambahkan bahwa di awal panen gagal sampai lima kali, tapi ia tidak putus asa sampai menemukan trik dalam berbudidaya seledri.

“Diawal tanam saya pernah gagal 5 kali, namun saya terus mencoba sampai saya tahu triknya. Dan kini saya sudah bekerja sama dengan pasar pemasok hasil panen saya termasuk dengan penjual sayur secara langsung dengan  mengambil hasil panen saya,” imbuh Kodir.

Zepri uno sebagai fasilitator Desa Ambara terus memberikan semangat dan pembinaan untuk tetap melakukan budidaya tanaman seledri mengigat peluangnya yang sangat bagus untuk meningkatkan perekonomian keluarga tani dari tanaman ini. Hal ini karena masih sedikit petani yang mau melakukan budidaya tanaman ini, dan butuh perlakuan khusus dalam budidaya tanaman seledri.

“Abdul Kodir memberikan perlakuan khusus mulai dari pengolahan tanah yang harus tepat, persemaian, penyiraman, pemeliharaan khusus hingga pemasangan paranet untuk menaungi tanaman seledri dari paparan sinar matahari langsung. Untuk pemupukannya, Abdul Kodir tidak mengunakan pestisida atau pupuk kimia dalam perawatan tanamanya, melainkan memanfaatkan pupuk kandang dari hasil kotoran sapi dan kambing miliknya,” ungkap Zepri Uno

Program Readsi melalui Fasilitator Desa benar-benar membuka mata dan hati para petani untuk terus melakukan terobosan dalam melakukan pemulihan ekonomi masyarakat ditengah pandemi Covid-19. Pendampingan dan motivasi dari fasilitator desa dan penyuluh sangat dibutuhkan oleh petani. SY/YNI/ZU