Percepat Industrialisasi, Petani Bawang Merah Probolinggo Siap Berkoporasi

udin abay | Selasa, 28 September 2021 , 11:07:00 WIB

Swadayaonline.com - Petani bawang merah harus berkorporasi, hal ini bertujuan untuk mempercepat industrialisasi petani, peningkatan skala usaha dan daya saing produk, penguatan kelembagaan ekonomi petani dan kapasitas SDM, peningkatan penyediaan prasarana dan sarana pertanian, peningkatan kerjasama pemasaran, penguatan dukungan inovasi dan teknologi dan digitalisasi pertanian, ungkap Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.  

Pembentukan korporasi petani bawang merah ini penting dilakukan agar dapat melakukan percepatan peningkatan produksi dan ekspor pangan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo yang akrab disapa SYL mengatakan, bahwa selain padi, pengembangan komoditas pertanian baik tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan seperti bawang merah, kedelai, jagung dan kelapa harus dikelola dengan model korporasi petani.

“Semua pelaku usaha nantinya mendapat manfaat dari program ini terutama peningkatan kesejahteraan petani, di mana petani memperoleh layanan sarana produksi dan modal, terlindungi asuransi dan ada kepastian pasar dan jaminan harganya,”ujar SYL.

Amanat Presiden RI, Joko Widodo, pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 5 Januari 2017 lalu, bahwa “Kita harus bisa mengkorporasikan petani. Petani ini kalau sudah clustering-nya dapat, kemudian tahapan berikutnya dikorporasikan. Artinya skala ekonomi itu harus ada. Tanpa itu kalau hanya kecil - kecil, tidak dalam skala ekonomi, tidak ada efisiensi di situ. Mengkorporasikan petani, mengkorporasikan BUMDes-nya dalam sebuah skala yang besar.”

Demikian halnya dengan komoditas bawang merah, Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu sentra pengembangan bawang merah kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Nganjuk. Hampir 3,7 persen dari total produksi bawang merah nasional disumbang oleh Probolinggo dan menjadi salah satu daerah pemasok ekspor khususnya varietas biru lantjor (Kominfo, 17 Januari 2020).

Pengembangan usahatani bawang merah masih mengalami banyak kendala, diantaranya skala usaha petani yang masih kecil, posisi tawar petani yang lemah, masih berkutat pada on farm dan peningkatan kesejahteraan petani yang lambat, oleh karena itu gerakan mengkorporasikan petani melalui peningkatan skala usaha tani, daya saing dan industrialisasi hulu – hilir ini harus segera dilakukan.

Salah satu bentuk upaya untuk melakukan sosialisasi dan mempersiapkan sumberdaya manusia pertanian dalam pengembangan kelembagaan tani berbasis korporasi bawang merah di Kabupaten Probolingo dapat ditempuh melalui pelatihan. Berlokasi di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo pelatihan yang diikuti oleh 30 orang petani tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas, Mahbub Zunaidi. Peserta berasal dari Kecamatan Dringu, Kecamatan Leces, dan Kecamatan Tegal Siwalan. Wilayah tersebut dipilih karena merupakan kawasan pengembangan bawang merah mulai dari hulu sampai hilir. Mulai dari petani yang bergerak dibidang perbenihan, budidaya hingga olahan bawang merah dihadirkan untuk membahas rencana pembentukan korporasi ke depan.

Materi yang diberikan disusun sedemikian rupa memperhatikan kebutuhan peserta mulai dari perencanaan usaha, strategi penumbuhan korporasi petani, kemitraan, analisis rantai nilai bawang merah, analisis kelayakan usaha dan pengenalan bisnis ekspor bagi pelaku usaha. Lebih lanjut, hasil pelatihan tersebut diharapkan mampu membentuk persamaan persepsi dan komitmen para pelaku usaha di bidang komoditas bawang merah di Kabupaten Probolinggo sehingga langkah selanjutnya dapat dilakukan koordinasi dan rembug di lokasi desa atau lingkungan unit usaha dengan unsur peserta  meliputi calon anggota, penyuluh pertanian, aparat desa, tokoh agama/masyarakat dan perwakilan poktan/gapoktan. Output kegiatan rembug tersebut adalah sosialisasi dan terbentuknya kelompok usaha bersama (KUB) dan pengurusnya serta model bisnis yang akan dibangun. ​SY/YNI/NING