Kementan Upgrade Kompetensi Camat se Indonesia Dukung Program Integrated Farming Berbasis Jagung

udin abay | Minggu, 31 Oktober 2021 , 22:27:00 WIB

Swadayaonline.com - Tepat pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2021, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BBPSDMP) mengupgrade kompetensi SDM Camat se Indonesia. Melalui pelatihan yang digelar secara offline dan online di 36 titik pada 28-29 Oktober 2021, Kementan berupaya memaksimalkan peran Balai Penyuluh Pertanian (BPP) melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Pelatihan ini melibatkan 7.230 camat ini yang dibuka secara langsung oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang hadir secara langsung di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor.

Oleh karena itu, Mentan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk segera dimatangkan konsep untuk bisa segera melakukan pelatihan pertanian pada tingkat desa hingga kecatam. "Kekuatan negeri ini ada di kecamatan untuk mengkoordinasi desa-desa yang ada di bawahnya," kata Mentan SYL.

Penyiapan SDM pertanian profesional diantaranya dilakukan melalui pelatihan seperti peningkatan kompetensi manajerial. Muaranya mengelola unit organisasi dalam hal pengembangan usaha pertanian. Untuk itu, diperlukan  pengembangan kapasitas dan kopetensi camat yang berbasis pada usaha pertanian.

"Kementan siap membuat perjanjian dengan para camat untuk memajukan pertanian. Memajukan pertanian berarti memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Semua bisa dilakukan karena potensi Indonesia sangat besar. Peluang ekspor pertanian harus terus didorong dan tiap kabupaten bisa melakukan ekspor," terang SYL.

Selama pandemi covid 19 yang telah berjalan dua tahun ini, beberapa sektor mengalami penurunan bahkan ada yang tidak tumbuh, tetapi sektor pertanian salah satunya yang bisa bertahan dan mengalami pertumbuhan positif. Pada Triwulan I/2021 pertumbuhan sektor pertanian mencapai 3,33%. Adapun Triwulan II/2021 untuk sektor pertanian timbub 0,38%. Pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan sektor pertanian sudah mencapai 12,93%. Secara menyeluruh, ekspor pertanian pada Triwulan II/2021 mencapai USD906,7 Juta. Naik signifikan 13,24% dibandingkan Triwulan II/2020. “Bayangkan kalau tujuh ribu camat bergerak untuk eksport pertanian, apa tidak baik republik ini?” ujarnya. 

Sementara itu BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam sambutannya mengatakan, pelatihan Camat seluruh Indonesia bertujuan untuk memperkuat pemahaman camat dalam rangka fasilitasi, koordinasi dan pendampingan terhadap program pembangunan pertanian di kecamatan. Keterlibatan camat pun dapat meningkatkan prospek Integrated Farming, salah satunya berbasis lahan kering. Selain itu, kecamatan memegang peran penting dan ditetapkan sebagai frontline pelayanan untuk masyarakat sekaligus penggerak Kostratani dengan mengoptimalkan peran BPP.

“Pembangunan pertanian itu ada di sawah, di kebun dan di ladang. Hal itu berarti pembanguan pertanian bukan di Jakarta, bukan di Provinsi, bukan di Kota atau Kabupaten tetapi semua ada di tingkat kecamatan” ujarnya.

Ia juga menambahhkan bahwa Konstratani merupakan penggerak pembangunan pertanian di kecamatan,  sebagai pusat data informasi, sebagai pusat pembelajaran, pusat pemangunan jaringan komunikasi dan juga sebagai pusat konsultasi agribisnis. Kostratani dikomandani oleh camat.

Hal ini seperti ditegaskan oleh Mentan SYL, salah satu tugas camat sekarang dimulai dari komoditas jagung, Mentan mengestimasikan jika petani bisa menanam jagung luasan satu hektar, dengan biaya produksi sebesar 10 juta dan produksinya rata-rata sebesar 6 ton per hektar dikalikan harga Rp 4.000 per kilogramnya berarti hasil penjualannya mencapai 24 juta, maka keuntungan petani mencapai 14 juta. “Jadi yang pak camat akan lakukan nanti adalah regular boster yaitu salah satu program reguler yang ada di pertanian tapi Camat yang tangani di bosternya, kita mulai dulu dengan 20 hektar per kecamatan” tegasnya.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan bertanggungjawab di wilayah Provinsi Jawa Timur, Bali dan Papua dengan total 1288 camat. Dengan rincian Provinsi Jatim peserta offline 70 dan online 596 total 666 orang, Provinsi Bali peserta offline 30 dan online 27 total 57 orang, serta Provinsi Papua peserta offline 25 dan online 535 total 560 orang.  Di hari pertama pelatihan materi diisi oleh narasumber-narasumber ahli di bidangnya. Seperti Netti Tinaprillia, seorang dosen dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan materi Prospek Wirausaha Integrated Farming Lahan Kering di Kecamatan/ Distrik, dilanjutkan narasumber dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan dengan materi Dukungan Program Pembangunan Pertanian Integrated Farming Berbasis Jagung Lahan kering di Kecamatan/Distrik, kemudian narasumber dari PPMKP Ciawi, Winny Dian Wibawa, dengan materi Manajemen Kostratani, selanjutnya narasumber dari Direktorat Jenderal Bina Administrasi Wilayah Kemendagri dengan materi Peran dan Kedudukan Kecamatan sebagai Perangkat Daerah Kewilayahan dalam Mengkoordinasi Pendamping dan Penyuluh di Wilayah Kecamatan Melalui Rumah Bersama dan yang narasumber terakhir Rezky Permana, dengan materi Pengantar LMS. SY/YNI