Dirjen Hortikultura Launching Horti Mart

udin abay | Jum'at, 21 April 2017 , 23:39:00 WIB

Swadayaonline.com - Untuk memotong rantai pasok dan menstabilkan harga komoditas pangan pokok, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menghadirkan Toko Tani Indonesia (TTI). Kini diperkuat lagi dengan hadirnya Horti Mart yang baru saja di launching Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura, Spudnik Sudjono. Menurutnya, horti mart menjual komoditas hortikultura yang lokasinya berada di gedung Ditjen Hortikultura dan terbuka untuk umum. “Harga yang ditawarkan lebih murah dari harga di pasar, karena dipasok langsung dari mitra/petani,” ujarnya. (21/4/2017)

Spudnik mengatakan hadirnya horti mart yang di kelola oleh koperasi karyawan, sebagai solusi memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pangan murah dan berkualitas. “Berbagai cara dilakukan untuk menstabilkan harga terutama cabai dan bawang yaitu dengan operasi pasar (OP) yang dilakukan karyawan. Walaupun tidaklah elok saya meminta karyawan untuk melakukan OP, tapi itu tugas yang harus dijalankan untuk membantu masyarakat. Dengan horti mart ini, semoga menjadi salah satu jalan kecil untuk bisa memberikan kemudahan masyarakat mendapatkan pangan murah,” tambahnya.

Tidak Garansi Harga Stabil

Ketika ditanyakan mengenai kesiapan pasokan dan stabilisasi harga pangan jelang hari raya, Spudnik mengatakan sudah melakukan rapat koordinasi dengan pihak kepolisian dan pengembil kebijakan terkait. “Di titik saat saya tidak mampu melawan tingginya harga terutama cabai karena permasalahan rantai pasok yang panjang dan “pemain”, saya mengajak direktur menghadap Bareskrim. Saya jelaskan kepada polisi dan pihak terkait bahwa dalam supply change ada indikasi tidak wajar. Pasokan daging, beras, gula, minyak, cabai, bawang semuanya aman kecuali kedelai,” tegasnya.

Dalam paparannya saat rapat dengan Bareskrim, bahwa pangan aman untuk bulan Mei-Juli 2017 kecuali kedelai dan daging impor juga aman karena stoknya sudah ada di bulog, tinggal bagaimana melakukan pengawasan harga di retail agar tidak liar dan tidak menjual dengan harga semaunya. Saat ini stok bawang merah dan bawang putih di gudang Bulog kosong, padahal seharusnya bulog sudah menampung 2000 ton bawang merah dan 1000 ton bawang putih guna menghadapi ramadhan, maka diperlukan tim bersama untuk antisipasi hal tersebut. “Bulan Mei nanti, Kapolri akan melakukan telekomperensi dengan seluruh Kapolda memerintahkan untuk mengontrol harga. Namun Kapolri mengatakan tidak ingin menangkap, tapi hanya melakukan pencegahan,”tegasnya.  

Sangatlah tidak elok harga yang dijual pedagang untuk cabai sejak Januari 2017 mencapai Rp. 160.000/kg bahkan sampai Rp. 200.000/kg, padahal harga di petani kurang dari Rp. 25.000. Bahkan harga cabai saat ini sudah turun hanya Rp. 7000/kg di petani dan harga dipasar Rp. 40.000/kg. “Saya tidak bisa kasih garansi harga akan stabil jelang hari raya, kalau tidak ada instrumen bersama untuk melakukan pengawasan selain juga tidak ada sanksi bagi pedagang yang menjual diatas harga acuan pemerintah, itu yang saya takutkan harga tidak akan stabil saat ramadhan,” ungkap Spudnik.

“Saya sudah perintahkan seluruh direktur untuk meningkatkan produksi dan menstok di gudang maupun stok dilapangan, minimal untuk kendalikan harga cabai dan bawang,” ujar Spudnik saat memberikan hadiah pemenang lomba kebersihan, lomba masak, dan pemberian cendramata kepada pensiunan Lingkup Ditjen Hotikultura serta pemberian bibit cabai gratis kepada masyarakat sekitar kantor Ditjen Hortikultura saat perayaan hari Kartini 21, April 2017. SY