Kementan akan Distribusikan 20 Juta Ayam/Itik ke 400 Ribu RTM

udin abay | Kamis, 17 Januari 2019 , 20:29:00 WIB

Swadayaonline - Kementerian Pertanian melalui Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita menyampaikan, pembangunan peternakan dan kesehatan hewan pada tahun 2019 kembali difokuskan pada kegiatan percepatan peningkatan populasi dan produksi sapi/kerbau melalui Upsus Siwab dan pengentasan kemiskinan melalui program BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera).

“Tahun 2019 Kementan akan mendistribusikan 20 juta ayam/itik ke 400 ribu Rumah Tangga Miskin Pertanian (RTMP)”, kata I Ketut Diarmita pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di IPB International Covention Center (IICC) Botani Square Bogor (15/01) yang dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas`yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi se Indonesia dan Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis), serta Eselon 2 lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut menjelaskan, kegiatan prioritas tahun 2019 tetap dilaksanakan untuk peningkatan produksi dan pengentasan kemiskinan.

“Kegiatan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) tetap dilanjutkan dengan target 3 juta akseptor”, ungkapnya. Ia berharap UPT-UPT perbibitan dapat menjadi pelopor untuk pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB). I Ketut mencontohkan jika Meksiko memiliki UPT perbibitan 9 unit, sedangkan Ditjen PKH memiliki 7 UPT perbibitan. Dalam 10 tahun Meksiko mampu mengembangkan sapi potong di UPT perbibitannya, sehingga saat ini Meksiko menjadi negara pengekspor. Demikian juga halnya dalam pengembangan pakan juga harus diperkuat data potensi lokasi dan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pakan.

Untuk program BEKERJA, I Ketut Diarmita menjelaskan bahwa Kementan pada tahun ini menargetkan bantuan unggas lokal (ayam/itik) sebanyak 20 juta, naik 100% dari target 2018 yang hanya 10 juta ekor. “Target ini naik 100%, dari 200.000 RTMP tahun 2018 naik menjadi, 400.000 RTMP tahun 2019”, tambahnya.

Ia ungkapkan bahwa pada tahun 2018 Ditjen PKH telah mendistribusikan ayam/itik sebanyak 6 juta ekor beserta paket bantuan pakan dan obat-obatan terhadap 120.000 RTMP. Sedangkan pada tahun 2019, Ditjen PKH akan mendistribusikan bantuan ayam/itik sebanyak 12 juta ekor beserta paket bantuan pakan, obat-obatan dan kandang terhadap 240.000 RTMP. Selain itu juga Ditjen PKH tetap fokus pada peningkatan produksi pakan ternak, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, penyediaan benih dan bibit, produksi ternak, serta peningkatan pemenuhan persyaratan produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)

Menurutnya, hal ini sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian bahwa tugas dan fungsi pertanian adalah meningkatkan produksi, pemanfaatan teknologi, menciptakan inovasi baru, perkarantinaan, pengawasan, perbaikan sarana dan prasarana produksi. Tahun 2019 ini Kementan fokus dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian, pengentasan kemiskinan melalui program BEKERJA, pengembangan lahan rawa (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani/SERASI), Obor Pangan Lestari (OPAL), dan mengembalikan kejayaan rempah-rempah.

Ia jelaskan bahwa skema bantuan ternak dalam program #Bekerja dilakukan dengan memberikan bantuan ternak berupa unggas lokal (ayam/itik), kambing/domba beserta kandang dan pakan, serta obat-obatan dan bimbingan teknis yang ditujukan kepada RTMP. "Saya berharap untuk provinsi yang mendapat bantuan BEKERJA dalam rapat teknis ini untuk aktif melakukan diskusi, sehingga kegiatan tersebut dapat segera dieksekusi”, ucapnya. Ia berharap penangungjawab pelaksana masing-masing kegiatan BEKERJA setelah rapat tenis ini dapat mempersiapkan pelaksanaannya termasuk dalam pelaksanaan kontrak kegiatan, CP/CL dan sosialisasi kegiatan.

Untuk regenerasi dan meningkatkan angka tenaga kerja di sektor pertanian, I Ketut Diarmita menyebutkan bahwa Bapak Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman pada Rakernas Kementerian Pertanian yang dilaksanakan hari Senin lalu (14/01) di Hotel Bidakara Jakarta telah menghimbau agar dalam pelaksanaan pembangunan pertanian melibatkan pemuda millennia. Ia katakan, dengan keterlibatan pemuda millennia, maka mereka akan tergerak untuk bertani, berwiraswasta dan menjadi konglomerat di bisnis pertanian.

Lebih lanjut I Ketut Diarmita menyebutkan, petani milenial adalah petani yang lahir sekitar 80an (antara 19-39 tahun) atau yang berjiwa milenial yang adaptasi terhadap teknologi digital, sehingga kita harus bisa menarik dan mengajak mereka untuk tertarik di sektor pertanian. Ia katakana bahwa peternak millenia akan mulai dilibatkan untuk pengembangan beberapa komoditas, diantaranya: unggas, sapi/kerbau/sapi perah, kambing/domba, babi dan pengolahan hasil peternakan.

Pada kesempatan tersebut, I Ketut Diarmita berharap agar seluruh kegiatan yang menggunakan DIPA Ditjen PKH, baik di pusat maupun daerah, harus mempertimbangkan aspek efisiensi dan akuntabilitas. “Saya akan melakukan pengecekan terhadap alokasi penggunaan anggaran untuk pembangunan Peternakan dan kesehatan hewan”, tegasnya. Lebih lanjut Ketut Diarmita juga menekankan bahwa dalam perencanaan alokasi anggaran setiap satker, dirinya tidak segan untuk mencoret alokasi yang dinilai tidak relevan dengan output kegiatannya.

“Setiap instansi, baik pusat maupun daerah yang mendapat alokasi anggaran DIPA PKH harus berkomitmen terhadap pelaksanaan kegiatan, terutama dalam mempercepat capaian realisasi output kegiatan dan serapan anggaran untuk mensukseskan pembangunan agar dapat memberikan manfaat kepada masyarakat”, tandasnya. Ia tegaskan bahwa untuk pelaksanaan kegiatan juga harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara administrasi keuangan maupun kinerja. Selain itu dalam pengalokasian DIPA harus berbasis kinerja, sehingga bekerja harus dengan benar, namun juga sesuai aturan. “Jangan terlena dengan keberhasilan tahun 2018 karena kegiatan tahun 2019 sudah harus kita mulai”, pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 oleh masing-masing pimpinan baik dari instansi pusat maupun daerah dengan Dirjen PKH. Dalam PK tersebut masing-masing pinpinan unit kerja berkomitmen untuk mewujudkan tercapainya target kinerja yang telah ditetapkan sesuai dengan alokasi anggaran yang diterima. SY/HSMK