Presiden Jokowi Inginkan Peternak Membentuk Korporasi

udin abay | Minggu, 24 September 2017 , 18:33:00 WIB

Swadayaonline.com - Presiden Joko Widodo berkeinginannya untuk membangun industri peternakan dalam skala besar dan profesional seperti sebuah korporasi, dengan anggotanya para peternak mandiri. Keinginan tersebut disampaikan Jokowi saat menghadiri Jambore Peternakan Nasional 2017 di bumi perkemahan dan taman wisata (Buperta) Cibubur dengan tema Masyarakat Sehat dan Cerdas Dengan protein Asal Ternak” dan pemecahan rekor Muri untuk 103 ekor kambing guling yang bisa dinikmati peserta maupun pengunjung jambore. (24/9/2017).

Jambore Peternakan Nasional yang diselenggarakan sejak 22 September diikuti 1.200 peternak baik perorangan maupun kelompok peternak. Selain Mentan Amran Sulaiman, hadir pula Gubernur BI Agus Martowardojo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat serta sejumlah pejabat BUMN terkait.

"Bagaimana kita bisa membangun sebuah industri peternakan yang betul-betul seperti sebuah korporasi yang besar, yang jumlahnya banyak, tapi yang memiliki adalah rakyat, para peternak, sehingga bisa bersaing dengan negara-negara lain. Itu yang kita inginkan, kalau kita kalah bersaing, berarti ada yang kurang efisien dan regulasi yang menghambat untuk pengembangan peternaka harus dihilangkan, agar vperkembangan sector usahanya bias berjalan,” tegansya

Saat temu wicara dengan sejumlah peternak, Jokowi mengungkapkan, guna mewujudkan keinginan membentuk korporasi peternakan di Indonesia, para peternak perlu bergabung dalam sebuah wadah besar. Misalnya kepada kelompok Perserikatan Peternak Kambing dan Domba (PPKB) Yogyakarta. Perserikatan tersebut, seperti diungkapkan Ketua Umum PPKD Yogyakarta, Didik, telah mempunyai 500 anggota peternak dengan total jumlah ternak 10.000 ekor kambing dan domba.

"Jadi ini terkonsolidasi kurang lebih memiliki seluruh 10.000 ekor. Ini yang namanya mengkoordinasikan peternak, ya seperti ini,Ke depannya, ada industri bibit ternak, penggemukan ternak, dan industri pakan ternak. Dahulu pemerintah banyak memberikan sapi, tapi tidak menghasilkan apa-apa. Untuk itu peternakan harus masuk system perbankkan,” ungkapnya.

Dengan cara itu, kata Jokowi, akan ada manfaat ekonomi yang bisa dirasakan oleh masyarakat secara langsung. "Menurut saya, hitung-hitungan dari sisi bisnins, dari sisi ekonomi, dihitung betul-betul bisa menguntungkan, dan bisa memberikan banyak manfaat kepada masyarakat," ujarnya sambil menyatakan apresiasinya kepada kelompok peternak yang sudah merealisasikan keinginannya tersebut.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman sebelumnya mengungkapkan bahwa bahwa pemenuhan swasembada pangan ke depannya telah diubah dengan swasembada protein, yanng dapat diperoleh tidak hanya dari daging sapi, namun juga kambing, domba, ayam, kelinci dan unggas lain. Kedepannya pemerintah keinginan mengembangkan sapi unggulan dengan menganggarkan Rp 100 miliar untuk membeli bibit (semen) sapi unggulan Belgian Blue.

“Saat ini nilai ekspor peternakan naik 22% pada kambing, ayam, dan babi. Pemerintah juga akan memberikan asuransi peternakan, yang 80% preminya ditanggung pemerintah dan 20% ditanggung peternak. “Jadi peternak hanya membayar Rp. 40.000/ekor/tahun, sisanya 80% persen pemerintah yang bayar. Selain itu dengan naiknya nilai ekspor peternakan saat ini, sebenarnya kita sudah swasembada protein,” ujar Amran. SY