Integrasi Pengelolaan Keuangan Dalam PLEK Program IPDMIP

udin abay | Sabtu, 11 Juli 2020 , 08:47:00 WIB

Swadayaonline.com - Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) merupakan salah satu program pelatihan yang mengintegrasikan kebutuhan akan pentingnya literasi dan pembelajaran keuangan bagi petani melalui pembinaan yang berkelanjutan dari penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah yang bersangkutan. Pelatihan ini sebagai wujud perubahan ekonomi global yang menuntut pentingnya pencatatan, analisis dan pengelolaan keuangan yang berbasis pada data sehingga  manajemen terbaik untuk keuangan yang didasari pada pondasi kesadaran, ketrampilan, perilaku  dan sikap dalam pengambilan keputusan individu agar tercapai keuangan yang sejahtera menjadi pintu utama. Oleh karena itu berbagai materi sebagai bekal menjadi salah satu poin penting yang harus diperhatikan dan distandarkan agar tujuan utama tersebut dapat tercapai dengan lebih efektif, efisien dan menyenangkan. Salah satu aplikasi pembelajaran yang menyenangkan melalui virtual adalah pilihan paling tepat dalam kondisi pandemi covid -19.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai salah satu UPT dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) tahun 2020 telah diamanahkan  melakukan PLEK bagi penyuluh pertanian sebanyak 2 angkatan dengan jumlah masing-masing angkatan  20 orang. Peserta berasal dari Kabupaten Lumajang, Tuban, Ngawi, dan Banyumas. 

Sebagai program yang berkelanjutan, maka  peserta pelatihan dipersyaratkan adalah penyuluh pertanian baik PNS atau THL TB yang selama ini diberi tugas sebagai pendamping program Integrated Participatory Development Management of Irrigation Project (IPDMIP) di lapangan, mempunyai laptop atau smartphone, bisa menggunakan aplikasi zoom serta mematuhi segala tata tertib yang ditetapkan penyelenggara agar berjalan  lancar. 

Kegiatan dibuka secara serentak oleh Kepala BPPSDMP, Dedy Nursyamsi 8 Juli 2020. Dalam arahannya, Dedi Nursyamsi mengatakan, penyuluh harus tahu cara mengelola uang. Sebab, jika pengelolaan keuangan tidak beres bisa berbahaya. 

“Pengelolaan yang tidak baik, bisa menghambat program. Apalagi jika terjadi penyimpangan. Bukan hanya bisa menghambat, tetapi juga bisa menghancurkan petani, penyuluh, dan semuanya,” tutur Dedi Nursyamsi.

Dedi memberikan beberapa tips kepada penyuluh dalam mengelola keuangan. Yang pertama menurutnya, pengelolaan keuangan harus dilakukan jujur dan berasal dari hati. Tips kedua adalah tertib administrasi. Agar pengadministrasian tertib mengikuti prosedur, harus sesuai SOP, dan juknis. Dan tips ketiga adalah fleksibel, atau tidak boleh kaku. Menurutnya, dalam pengelolaan keuangan ada fleksibilitas yang bisa dimanfaatkan. 

Sekretaris Jenderal Kementan, Momon Rusmono dalam kesempatan setelah pembukaan PLEK, menyampaikan materi tentang peningkatan ketahanan pangan melalui IPDMIP. Dijelaskan Momon, ketahanan pangan tidak hanya tugas Kementan, tetapi juga tugas banyak pihak. Baik perbankan, kementerian atau lembaga lain, perguruan tinggi atau akademisi, dan lainnya.

“Pendapatan bisa meningkat apabila produktivtas dan produksi usaha taninya meningkat. Pendapatan bisa meningkat apabila layanan pasar tertata dengan baik. Artinya kita memiliki pasar yang jelas untuk menyaluran hasil produksi, hasil panen. Dan yang tidak kalah penting adalah meningkatkan akses dan pelayanan keuangan. Untuk urusan ini, Kementan memiliki KUR pertanian yang bisa dimanfaatkan,” tegas Momon Rusmono. SY/YNI